Property & Bank

PPKM Darurat Diperpanjang Hingga 30 Juli 2021, Pariwisata Bali Kian Parah

PARIWISATA : Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat  di wilayah Jawa – Bali, sudah berjalan dua pekan, akhirnya di perpanjang pemerintah hingga 30 Juli 2021, bakal memperparah industri pariwisata dan ekonomi kreatif lainnya. Pasalnya pemberlakuan PPKM ini telah menghentikan mobilitas masyarakat hingga menutup destinasi wisata.

Salah satu pariwisata yang paling terdampak adalah daerah Bali. Di mana tempat wisata ini biasanya banyak dikunjungi oleh wisatawan. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan setidaknya ada 34 juta pelaku parekraf yang terkena dampak penutupan destinasi wisata. Efek atau dampak PPKM Darurat akan terlihat pada bulan mendatang, termasuk mengenai nasib para pekerja di sektor parekraf.

[irp]

“Jadi tantangannya gimana kita, Kemenparekraf bisa menghadirkan kebijakan yang tepat manfaat, tepat sasaran dan tepat waktu,” ujar Sandiaga.

Lebih lanjut, Sandiaga mengungkapkan bahwa pandemi Covid-19 telah memaksa seluruh pihak meningkatkan keterampilan. Tujuannya, agar dapat mengakselerasi seluruh program, baik inovasi, adaptasi, digitalisasi, maupun kolaborasi.

[irp]

Pemerintah pun dipastikan hadir mengurangi beban masyarakat. Sandiaga menyebut pihaknya memiliki tiga instrumen untuk keluar dari keterpurukan, yaitu kebijakan, anggaran, dan pendampingan.

“Nah ini yang menjadi tantangan kita. Ya ini masa-masa yang sangat berat ya,” katanya.

Jeritan pelaku usaha perhotelan dan restoran di Bali kian miris usai pemberlakuan PPKM darurat. Sehingga pergerakan ekonomi di sektor ini termasuk bisnis perhotelan bisa terjun bebas.

[irp]

Bakal terjadi penurunan yang tajam terhadap tingkat hunian kamar maupun usaha restoran. Diperkirakan akan terjadi penurunan dari rata-rata yang saat ini 20-40 persen menjadi 10-15 persen atas tingkat hunian pada Hotel Non-Karantina (OTG, Isoman dan Repatriasi.

PPKM Darurat juga berdampak pada aktivitas agen-agen properti di Bali. Hal ini pastinya akan memengaruhi keinginan pasar untuk membeli ataupun menyewa properti.

[irp]

Seperti yang dikatakan RT, seorang agen properti di Bali ini mengatakan bahwa Bali saat ini seperti kota hantu, mulai dari Kuta sampai Seminyak. Kehidupan mulai ada di daerah Changgu,”ujarnya yang mengaku sebulan di Bali merasa seperti di kota hantu.

Meski demikian, dia melihat masih ada sejumlah villa disana yang disewa oleh orang-orang keturunan China asal Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat yang mengungsi ke sana.  Apalagi saat ini harga sewa hotel atau villa di Bali lagi turun drastis. Kalau dulu bisa mencapai Rp 3 juta, saat ini ditawarkan hanya Rp 750 ribu saja.

[irp]

“jadi kalau kita mau menikmati Bali sekarang saat nya , karena sepi, sewa motor 60% off, hotel 75% off,” paparnya.

Sementara itu, Wakil Ketua PHRI Bali I Gusti Ngurah Agung Rai Suryawijaya menjelaskan saat ini tingkat akupansi hotel hanya sekitar 5 persen, karena dampak dari aturan pengetatan mobilitas penduduk. Akibat rendahnya tingkat keterisian, beberapa hotel yang tidak ada tamu memutuskan menutup sementara.

“Karena keterisian rendah hanya satu atau dua kamar, ya sejumlah pelaku memilih menutup dulu sementara,” ujarnya seperti dilansir balinesia.id.

[irp]

Lebih jauh dikatakan Ketua PHRI Badung ini, “adanya pengetatan saat ini menyebabkan tidak semua hotel beroperasi. Paling tidak hanya sekitar 10 persen saja memilih tetap beroperasi.  Apalagi jumlah kunjungan wisatawan domestic juga anjlok menjadi sekitar puluhan orang per hari dari. Padahal sebelum PPKM darurat bisa sebanyak 9.000 orang wisdom.

Untuk itu, PHRI mengharapkan pemerintah tidak lagi memperpanjang PPKM Darurat meskipun tujuannya baik untuk menekan penyebaran virus Covid-19. Menurutnya, apabila diperpanjang akan memberi dampak luar biasa terhadap pengusaha hotel di seluruh Bali karena terbatasnya akses mobilitas wisatawan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *