slot gacor
Perusahaan Ritel Tutup Gerai dan Ganti Nama Di tahun 2024, Ini Penyebabnya - Property & Bank

Property & Bank

Perusahaan Ritel Tutup Gerai dan Ganti Nama Di tahun 2024, Ini Penyebabnya

ritel
Ilustrasi toko yang tutup

Propertynbank.com – Tahun 2024 yang telah berlalu meninggalkan sejumlah catatan penting, khususnya di industri ritel. Sejumlah ritel besar terpaksa menutup gerai-gerai akibat tekanan pasar yang semakin dinamis dan penuh tantangan. Faktor-faktor seperti perubahan perilaku konsumen, tingginya inflasi, dan perkembangan teknologi yang pesat menjadi beberapa alasan utama di balik keputusan penutupan tersebut.

Yang paling anyar, Desember 2024 lalu, ramai di media sosial soal beberapa toko Ace Hardware di Indonesia telah mencopot logo ACE nya sehingga masyarakat berasumsi bahwa perusahaan tersebut telah gulung tikar.

Manajemen perusahaan PT. Ace Hardware Indonesia Tbk memutuskan untuk tidak melanjutkan perjanjian lisensi dengan ACE Hardware International Holdings, Ltd. setelah menjalin kerja sama yang baik selama 29 tahun dan mengganti nama menjadi PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk.

Baca Juga : Inovasi Sangat Penting Untuk Meningkatkan Daya Saing Ritel

Direktur PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk, Gregory S. Widjaja, menyatakan bahwa perusahaan meluncurkan identitas merek baru diperkenalkan kepada pelanggan pada awal tahun 2025.

“Sebagai salah satu langkah strategis bisnis, manajemen perusahaan memutuskan untuk tidak melanjutkan perjanjian lisensi dengan ACE Hardware International Holdings, Ltd yang akan berakhir pada 31 Desember 2024, setelah menjalin kerja sama yang baik selama 29 tahun,” tulisnya dalam keterangan resmi dikutip dari Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (3/9/2024).

Dalam laporan keuangan, ACES melaporkan kinerja positif selama semester I 2024 dengan mencatat laba bersih sebesar Rp 366 miliar, meningkat 21 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan ACES juga mengalami pertumbuhan 14 persen, mencapai Rp 4,1 triliun sepanjang semester I 2024.

Setelah sebelumnya mengumumkan pernyataan tersebut, pada awal Januari tahun 2025 PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk resmi memperkenalkan identitas baru, yaitu AZKO. Pergantian nama tersebut sebagai tanda optimisme PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk di tahun 2025.

Baca Juga : Pasar Ritel Tetap Didominasi Industri Makanan dan Mode

“PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (AHI) (ACES) memasuki Tahun Baru 2025 dengan optimisme, ditandai dengan peluncuran merek AZKO pada 1 Januari 2025,” tulis perusahaan dalam pengumuman di laman resmi, dikutip Rabu (03/01/2025).

Matahari Tutup 13 Ritel

Sementara itu, di sepanjang tahun 2024, perusahaan ritel serupa juga menutup beberapa gerainya di sepanjang tahun 2024.

Pada tanggal 31 Desember 2024, PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) memutuskan untuk menutup 13 toko pada tahun ini, jumlah yang lebih banyak dibandingkan rencana awal yang hanya mencakup 10 gerai. Selain itu, jumlah toko yang dalam pengawasan juga meningkat dari 13 menjadi 20 toko.

“Saat ini, Matahari sedang memantau kinerja 20 gerai yang ada dalam watchlist dan berencana menutup 13 gerai tahun ini,” tulis tim manajemen PT Matahari Department Store Tbk.

Tercatat hingga 30 September 2024, perusahaan telah mengoperasikan 147 gerai, yang terdiri dari 28 gerai di Sumatra, 84 gerai di Jawa, 29 gerai di Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku, serta 6 gerai di lokasi-lokasi lainnya. Angka ini menyusut dari posisi per 31 Desember 2023 lalu, yang tercatat ada 154 gerai beroperasi.

Baca Juga : Pasokan Pasar Ritel Di Jakarta Bertambah, Harga Sewa Relatif Stabil

Dilansir dari CNBC Indonesia, berdasarkan laporan kinerja keuangan, hingga September 2024, penjualan mengalami penurunan sebesar 1,4% secara tahunan (yoy) menjadi Rp9,48 triliun, dari sebelumnya Rp9,61 triliun. Pendapatan bersih juga turun 1,3% menjadi Rp4,91 triliun dibandingkan dengan Rp4,98 triliun pada periode yang sama sebelumnya.

Manajemen mengungkapkan bahwa untuk mendukung keberadaan gerai fisik, strategi omni-channel perusahaan terus berkembang. Saat ini, lebih dari tiga perempat vendor konsinyasi telah terintegrasi melalui portal pemasok Matahari, yang memungkinkan peningkatan variasi produk yang tersedia secara online.

ritel
Toko yang tutup di sebuah pusat belanja

Beberapa langkah strategis, seperti peningkatan produk, ekspansi merek, dan optimalisasi gerai, dirancang untuk memperkuat daya tarik Matahari di segmen pelanggan baru serta meningkatkan efisiensi dan ketahanan bisnis dalam jangka panjang.

Menurutnya, riset pasar dan strategi keterlibatan konsumen yang mendalam menjadi dasar bagi upaya-upaya ini, di mana Matahari memanfaatkan wawasan dari saluran utama seperti media sosial, Key Opinion Leaders, dan acara komunitas untuk memposisikan merek-mereknya dengan tepat dan menarik.

“Pendekatan ini berperan dalam meningkatkan awareness serta menciptakan penawaran produk terpilih bagi para pelanggan,” pungkasnya.

Baca Juga : Di Tengah Dinamika Ekonomi Global, Sektor Ritel Indonesia Tumbuh Kuat

Selain itu, salah satu bisnis ritel terbesar di Indonesia, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart), yang memutuskan untuk menutup sekitar 400 gerai pada tahun 2024.

Direktur Corporate Affairs Alfamart, Solihin, menyatakan bahwa lonjakan tarif perpanjangan sewa merupakan faktor utama penutupan ratusan gerai. Kenaikan tarif ini bahkan mencapai 10 kali lipat dibandingkan lima tahun lalu. Sebagai contoh, pada 2019, tarif sewa hanya berkisar antara 40 hingga 50 juta per tahun, sementara tahun ini, biaya sewa bisa mencapai 500 juta per tahun.

Karena tidak sebandingnya kenaikan biaya sewa dan pendapatan tersebut, pemilik toko memutuskan untuk menutup gerainya. Kedati demikian, menurut Solihin, penutupan toko di lokasi dengan biaya terlalu tinggi merupakan stretegi untuk menjaga profitabilitas. “Seperti penyakit usus buntu, usus yang terinfeksi dipotong supaya bisa sehat,” ujar Solihin dikutip dari Tempo (03/01/25).

Sebelumnya, Associate Director Research & Consultancy Services Leads Property Martin Samuel Hutapea pada kuartal III 2024, pasar ritel Jakarta mencatatkan tingkat okupansi sebesar 89,8%. Penurunan sekitar 0,8 poin persentase dari kuartal sebelumnya disebabkan oleh pasokan baru dan diperkirakan akan turun sementara akibat pasokan baru lainnya pada kuartal berikutnya.

”Karena tingginya persaingan dalam bisnis ritel, penyewa mungkin mempertimbangkan kontrak jangka pendek untuk menguji kinerja mereka, karena beberapa pengecer telah menutup toko mereka di pusat perbelanjaan yang berkinerja buruk.” ujar Martin dalam laporan Jakarta Property Market Q3 2024. (Laporan Rafi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *