KOLOM – Dunia sedang dihebohkan dengan munculnya Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19). Virus yang disinyalir mewabah 31 desember 2019 di Kota Wuhan Provinsi Hubei Tiongkok, saat ini menyebar hampir ke seluruh penjuru dunia dengan sangat cepat, sehingga WHO tanggal 11 Maret 2020 menetapkan wabah ini sebagai pandemik global.
Berbagai kebijakan telah dikeluarkan oleh pemerintah pusat dan daerah. Mulai dari membatasi hubungan sosial (social distancing), menghimbau untuk bekerja di rumah (work from home) bagi sebagian besar Aparatur Sipil Negara (ASN), meniadakan kegiatan ibadah, dan meminta masyarakat untuk tetap di rumah serta mengurangi aktivitas ekonomi di luar rumah, hingga akhir Maret 2020 kebijakan pemerintah bukan hanya social distancing tapi dilanjutkan dengan Physical Distancing, dan juga pemerintah telah menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) disejumlah daerah.
[irp]
Kemunculan Pandemi virus covid-19 membawa dampak signifikan ke perubahan dunia. Karena penyebarannya yang begitu cepat, tak bisa dipungkiri virus corona berdampak pada perekonomian global. Kalau kita berbicara tentang ekonomi, maka hal pertama yang kita bahas adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Mengingat SDM memegang peran penting dalam perekonomian, kasus pandemi Covid-19 yang merebak di Tanah Air ini, memberikan dampak terhadap perekonomian di Indonesia, seperti indeks bursa saham rontok, rupiah terperosok dan pelaku di sektor riil berteriak susah berusaha.
Pemerintah mendorong Kementerian dan Lembaga (K/L) serta Pemerintah Daerah (Pemda) untuk dapat mengakselerasi belanja terutama pada jadwal Kuartal I 2020. Hal ini dilakukan untuk mengurangi tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia akibat pandemik Covid-19, serta penurunan harga-harga komoditas. Pemerintah juga melakukan re-focusing penganggaran dan meluncurkan paket Stimulus Fiskal jilid I dan jilid II yang diharapkan mendukung bergeraknya sektor riil.
[irp]
Program stimulus yang dirumuskan pemerintah mengacu pada kelompok yang terdampak oleh penyebaran virus Covid-19. Kelompok yang terdampak dapat dikelompokkan, yaitu Kelompok Individu/Rumah Tangga yang disiapkan Jaring Pengaman Sosial, Kelompok UMKM/ Korporasi/ Sektor Riil yang disiapkan Jaring Pengaman Sektor Riil, dan Kelompok Sektor Keuangan disiapkan Jaring Pengaman Sektor Keuangan.
“Dalam Kebijakan Jaring Pengaman Sektor Riil, pemerintah berfokus dalam pemulihan ekonomi untuk kelompok UMKM, Korporasi dan Sektor Riil melalui pemberian stimulus ekonomi” ujar Menko Perekonomian Airlangga Hartarto pada 22/4, di Jakarta.
[irp]
Pemerintah merilis dua paket stimulus fiskal untuk meredam dampak penyebaran virus corona. Namun itu bukan yang terakhir, karena pemerintah sedang menyusun rencana paket stimulus fiskal jilid III. Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, mengungkapkan fokus dalam paket stimulus ketiga adalah kesehatan, perlindungan sosial, dan menjaga kinerja pelaku usaha. Di bidang kesehatan, Sri Mulyani menjanjikan akan ‘mengguyur’ anggaran dalam jumlah besar.
“Untuk stimulus ke-3 pertama adalah kesehatan. Kita akan lihat segala kebutuhan, kita akan flush di situ, jumlahnya masih belum. Sekarang BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sedang menghitung, Kemenkes (Kementerian Kesehatan) juga menghitung,” kata Sri Mulyani dalam video conference realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 edisi Maret 2020. Pemerintah, lanjut Sri Mulyani, akan melihat berbagai kebutuhan seperti kapasitas fasilitas kesehatan dan tenaga medis, kebutuhan alat, dan sebagainya. “Termasuk upgrading rumah sakit kalau waktunya memadai. Belanja modal kita shift ke sana,” ungkap Sri Mulyani.
[irp]
Fokus kedua, lanjut Sri Mulyani, adalah bantuan sosial. Pemerintah masih merumuskan kebijakan yang paling sesuai untuk membantu seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya yang berpendapatan rendah. “Social safety net banyak sekali opsinya. PKH (Program Keluarga Harapan), kartu sembako, kita juga mau mau lihat di mana data base yang paling solid mencakup sektor-sektor informal dan cara membantu mereka seperti apa. Nanti akan kita lihat. Kalau kita benar-benar ingin uang masuk ke kantong-kantong masyarakat, itu yang kita pakai. Kita masih pelajari sepenuhnya ke mana arahnya,” jelas Sri Mulyani.
Suahasil Nazara, Wakil Menteri Keuangan, menambahkan fokus menjaga kinerja dunia usaha dilakukan mereka bisa bertahan di tengah ketidakpastian akibat penyebaran virus corona. “Pemerintah memastikan cashflow terbantu,” ujarnya.
[irp]
Askolasi, Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, menyatakan paket stimulus fiskal tentu akan mempengaruhi postur APBN. Defisit anggaran akan melebar, karena tambahan belanja negara.
Pemerintah berharap, perluasan sektor riil yang mendapatkan insentif fiskal ini prosesnya betul-betul terbuka, transparan, dan terukur. Sesuai pesan Presiden, serta pemberian stimulus ekonomi berupa insentif fiskal ini akan terus dievaluasi secara berkala, sehingga efektivitas stimulus ini akan betul-betul bisa dirasakan oleh sektor riil dan mampu mendorong perekonomian nasional kita.
PENULIS :
Salwa Yuliantina
Program Sekolah Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor bidang Matematika Terapan.
0 Responses