INFO PERBANKAN – PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) menargetkan bisnis Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang disalurkan pada tahun 2022 mendatang, bisa tumbuh hingga 9,5% dibanding tahun 2021. Untuk itu, sejumlah strategi dan langkah akan dilakukan guna mewujudkan target tersebut.
SVP Division Head Consumer Product BNI, Teddy Wishadi mengatakan, penyaluran KPR BNI pada tahun 2021 didominasi oleh KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) atau rumah subsidi. Kontribusi KPR FLPP tersebut, kata Tedy, mampu mendorong pertumbuhan KPR BNI sekitar 7,2% (Yoy) pada tahun 2021.
“Jadi kami melihat memang masih terjadi pertumbuhan, yang didominasi oleh KPR FLPP. Oleh karena itu, tahun depan (2022) dengan harapan kondisi semakin membaik dan dukungan berbagai kebijakan pemerintah, tentu akan mendorong peningkatan bisnis KPR, dan sektor properti pada umumnya,” ujar Teddy, ditemui di ruang kerjanya Menara BNI Pejompongan, Jakarta, pekan lalu.
Teddy mencontohkan, adanya program-program pemerintah seperti kemudahan dalam hal perpajakan yang berlaku hingga Desember 2021 misalnya, banyak membantu masyarakat sehingga permintaan KPR tetap meningkat. Dirinya berharap kebijakan-kebijakan seperti itu bisa diperpanjang kembali, bahkan ditambah dengan program-program baru lainnya.
Tahun 2022, sambung Teddy, BNI akan melakukan berbagai strategi dalam upaya meningkatkan penyaluran KPR, seperti mengadakan expo atau pameran-pameran properti secara virtual, memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam mengajukan KPR dengan e-form digital sehingga tak perlu datang ke kantor BNI. Selain itu, masyarakat yang akan mengajukan KPR, bisa dilakukan lewat internet atau website sehingga akan lebih memudahkan.
Sementara untuk kalangan milenial, BNI juga membuat program-program khusus seperti cicilan hingga 30 tahun, lalu ada KPR Bapak Anak dimana ayah dan anak bisa mengambil KPR bersama. Hal ini, kata Teddy, bisa memberikan kesempatan kepada kalangan milenial yang pendapatannya belum cukup dan bisa di bantu oleh ayahnya dalam hal cicilan.
Teddy mengakui, permintaan KPR BNI dari kalangan milenial cukup bagus, terutama konsumen yang bekerja di instansi-instansi pemerintah. Selama ini, BNI memang banyak bekerjasama dengan berbagai sektor, sehingga akan lebih memudahkan dalam memberikan KPR. “Rata-rata kalangan milenial membeli rumah dengan harga mulai dari Rp 500 jutaan hingga Rp 900 jutaan. Karena pandemi, mungkin para milenial jarang melakukan perjalanan dan memilih untuk membeli properti serta belajar untuk investasi,” tegas Teddy.
VP Consumer Lending, Divisi Manajemen Produk Konsumer, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Egos Mahar menambahkan, agar KPR BNI yang dikenal dengan BNI Griya tetap tumbuh, BNI akan fokus menggarap nasabah loyal dan yang menggunakan payroll di BNI. Menurut dia, saat ini, BNI memiliki 3 juta lebih payroll dari berbagai institusi yang potensial untuk digarap.
“Mereka adalah pembeli properti yang memang untuk dihuni atau first time buyer dan ini memang selalu ada dan terus bertambah. Dengan demikian, maka kami optimis KPR BNI untuk rumah komersial akan tetap tumbuh,” ujar Egos.
Ditambahkan Egos, untuk rumah komersial, KPR BNI tetap mengalami pertumbuhan karena fokus kepada developer yang telah menjalin kerjasama dengan BNI. Di tengah pandemi, developer-developer besar masih terus melakukan ekspansi meskipun ada sedikit penurunan. Developer-developer tersebut masih memiliki proyek-proyek yang besar.
KPR BNI Griya
Lebih lanjut Egos jelaskan, portofolio KPR BNI Griya saat ini sebesar Rp 48 triliun, dengan kisaran Rp 7 triliun KPR FLPP atau sekitar 10% dari total KPR BNI Griya. BNI mendapat kepercayaan untuk menyalurkan FLPP tahun 2021 sebanyak 17.500 unit atau sekitar Rp 2,5 triliun. Hingga saat ini, BNI telah berhasil menyalurkan target tersebut dan berharap bisa ditambah kuotanya. “Kontribusinya terhadap pertumbuhan portofolio KPR bisa mencapai 50%,” ungkap Egos.
KPR BNI Griya, imbuh Egos, memiliki keunggulan dibanding produk KPR lainnya, seperti pengajuan bisa dilakukan online. E-form KPR BNI Griya yang usianya baru 2 tahun, kata dia, sudah berhasil melakukan booking mencapai Rp 1 trilliun lebih.
“Tahun depan, BNI akan lebih banyak menggarap KPR untuk rumah komersial agar bisa tumbuh lebih pesat dibanding sebelumnya. Caranya adalah dengan memperluas jangkauan melalui teknologi digital, memberikan kewenangan ke beberapa cabang untuk memutuskan kredit dan KPR, memberikan berbagai stimulus seperti bayar bunga saja selama dua tahun serta merespon turunnya BI rate dengan ikut menurunkan bunga KPR BNI diberbagai program,” pungkas Egos.