EKONOMI – Bank Indonesia (BI) mencatat penurunan pertumbuhan kredit tercatat terjadi di semua jenis, mulai dari kredit modal kerja, kredit investasi, hingga kredit konsumsi. BI mencatat penyaluran kredit perbankan, baik kepada debitur korporasi maupun individu, melambat pada April 2020.
Secara keseluruhan, penyaluran kredit perbankan pada April 2020 tercatat sebesar Rp 5.601,1 triliun, tumbuh 4,9% dibandingkan April 2019. Namun, jumlah ini lebih rendah 7,2% dibandingkan bulan sebelumnya. Penyaluran kredit kepada debitur korporasi tercatat melambat dari sebelumnya mampu tumbuh 8% pada Maret 2020 menjadi 5,8% pada April 2020.
[irp]
Sementara, pertumbuhan kredit kepada debitur individu atau perorangan turun dari 5,8% menjadi 3,9%. Berdasarkan jenis penggunaan, perlambatan pertumbuhan kredit terjadi pada seluruh jenis, yakni kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi. Kredit modal kerja (KMK) melambat dari 5,1% menjadi 3,4% pada April 2020.
Perlambatan terutama terjadi pada sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR). Sebelumnya, pada Maret 2020 KMK sektor PHR mampu tumbuh 2,2%, namun pada April 2020 terkontraksi -0,7%. Penurunan bersumber dari penurunan KMK subsektor perdagangan beras di DKI Jakarta dan Jawa Barat.
[irp]
Selain sektor PHR, perlambatan pertumbuhan KMK juga terjadi pada sektor industri pengolahan dari 9,8% menjadi 6,7% pada April 2020. Penurunan disebabkan adanya perlambatan pada penyaluran kredit industri semen, kapur, dan gips di Jawa Timur dan Banten. Adapun, kredit investasi (KI) tercatat melambat dari 13% menjadi 8,4% pada April 2020, terutama pada sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan serta sektor PHR.
Penyaluran kredit investasi sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan tercatat melambat dari 7,1% menjadi 2,4%. Terutama, pada kredit yang disalurkan untuk sub-sektor perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat.
[irp]
Kemudian, penyaluran kredit investasi pada sektor PHR juga mengalami perlambatan, dari 5,4% menjadi 0,5%. Khususnya, pada subsektor hotel bintang di wilayah DKI Jakarta dan Bali. Sementara, pertumbuhan kredit konsumsi (KK) melambat, dari 5,4% menjadi 4,1% pada April 2020.
Penurunan pertumbuhan kredit konsumsi disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR), terutama untuk rumah tipe 22-70 dan kredit multiguna. BI juga mencatat, pertumbuhan kredit properti melambat dari 7,4% menjadi 6,5%, disebabkan oleh perlambatan kredit KPR/KPA, kredit real estate serta kredit konstruksi.
[irp]
Pertumbuhan KPR/KPA melambat dari 6,6% menjadi 5,4%. Sedangkan, kredit konstruksi tercatat melambat, dari 8,8% menjadi 8%. Perlambatan terutama pada konstruksi bangunan jalan tol. Lalu, kredit real estate melambat dari 7,2% menjadi 6,9% terutama pada kredit real estate perumahan flat/apartemen. Kredit kepada sektor UMKM juga melambat dari 6,9% menjadi 3,8%.
Perlambatan pertumbuhan kredit UMKM terjadi pada seluruh skala usaha yaitu mikro, kecil, dan menengah, masing-masing dari 14,7%, 9,1%, dan 1% menjadi 10,8%, 5,9%, dan -1,7%. Perlambatan kredit juga terjadi pada seluruh jenis kredit UMKM yakni modal kerja dan investasi.
[irp]
Di sisi lain, BI juga mencatat suku bunga kredit dan simpanan pada April 2020 mengalami penurunan. Rata-rata tertimbang suku bunga kredit tercatat sebesar 10,14% pada April, turun 19 basis poin dibandingkan 10,33% pada bulan sebelumnya. Penrunan tersebut seiring dengan trenpenurunan suku bunga acuan.
Demikian juga rata-rata tertimbang suku bunga simpanan berjangka mengalami penurunan pada hampir seluruh jenis tenornya. Sementara itu, suku bunga simpanan berjangka tenor 24 bulan tercatat stabil sebesar 7,32%. Suku bunga simpanan berjangka tenor 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan menurun, dari masing-masing 5,76%, 6,09%, 6,42%, dan 6,60% menjadi 5,69%, 5,92%, 6,31%, dan 6,52%. (Artha Tidar)