
KAWASAN – Enam developer besar yang mengembangkan sejumlah proyek properti di wilayah Timur Jakarta, bersepakat membentuk komite khusus dan bersama-sama meningkatkan popularitas kawasan tersebut. Komite koridor timur Jakarta ini akan menjadi terobosan baru untuk semakin mengukuhkan kawasan tersebut sebagai destinasi hunian dan investasi yang tidak kalah dengan berbagai kawasan lainnya di Jakarta.
Penandatanganan pembentukan komite koridor timur Jakarta dilakukan hari ini, Selasa (1/10) di The President Lounge, Menara Batavia, Jakarta. Enam developer tersebut antara lain Summarecon, Jababeka, Lippo Cikarang, Vasanta Innopark, Pollux, dan PP Properti. Para anggota komite nantinya akan lebih mengintegrasikan berbagai keunggulan dari masing-masing developer yang sudah ada di dalamnya.
[irp]

Menanggapi dibentuknya komite tersebut, Ketua Umum DPP AREBI Lukas Bong mengatakan, pihaknya menyambut cukup baik karena dengan begitu dapat membuat penjualan semakin bergairah lagi, tak terkecuali bagi teman-teman broker yang menjadi terbantu untuk memasarkan properti di kawasan timur Jakarta.
“Peta properti di Jakarta itu yang paling sengit perkembangannya adalah Timur dan Barat. Rute timur begitu panjang dan luas, namun, kenapa developer cenderung memilih barat daripada timur, hal ini tak terlepas dari letak geografisnya. Selain itu, faktor wilayah barat lebih dulu berkembang sebagai kawasan hunian juga berpengaruh. Namun, yang harus diperhatikan, koridor timur itu sangat lengkap dalam berbagai hal dan dari segi fasilitas tidak kalah dibanding wilayah barat,” jelas Lukas Bong.
[irp]
Selama ini, sambung Lukas, banyak orang melirik properti wilayah barat salah satunya karena fasilitas pendidikan yang lengkap, padahal jika ditilik lebih dalam wilayah Timur Jakarta juga tidak kalah. Di beberapa kawasan perumahan bahkan sudah banyak tersedia fasilitas pendidikan berstandar internasional.
Executive Director PT Summarecon Agung Tbk., Albert Luhur mengatakan, koridor Timur Jakarta ke depannya akan menjadi koridor yang sangat penting, karena nantinya akan saling terintegrasi hingga ke Jawa Timur melalui pembangunan infrsatruktur yang masif. Kawasan Timur Jakarta yang lebih dulu dikenal sebagai kawasan industri, sekarang sudah menjadi kawasan residensial yang berkembang.
[irp]
“Ke depan, masyarakat tidak lagi berbicara jarak tempuh, tapi waktu tempuh. Dan koridor timur sangat mendukung hal tersebut melalui berbagai transportasi yang telah dibangun Pemerintah. Maka, tak heran masyarakat nantinya akan sangat nyaman tinggal di wilayah koridor timur. Melalui Komite Koridor Timur Jakarta ini, sejumlah pengembang dapat bersinergi untuk menyampaikan berbagai kelebihan atau plus point yang ada di koridor Timur Jakarta,” ungkap Albert.
Director PT Jababeka Tbk., Sutedja S. Darmono menceritakan, pembentukan komite ini sebenarnya berawal dari tukar pikiran bersama antara teman developer yang ada di wilayah timur Jakarta terkait permasalahan yang sama mengenai image kawasan koridor timur Jakarta yang secara tidak langsung turut berdampak pada sisi pemasaran yaitu mengenai kemacetan dan kawasan industri.
[irp]
“Padahal, image ini sebenarnya tidak tepat. Sebab, macet itu lebih dikarenakan adanya pembangunan infrastruktur. Dan, ke depannya, kemacetan tersebut nantinya akan berakhir seiring selesainya pembangunan infratruktur tersebut. Nah, terkait image sebagai kawasan industri, yang patut diingat koridor timur itu adalah light to medium industry yaitu kawasan indutri yang ringan atau tidak menciptakan polusi seperti daerah industri lainnya. Sehingga sangat nyaman sebagai kawasan hunian,” ujar Sutedja.
Pada awal 2020 mendatang, kata Sutedja, diprediksi koridor timur akan semakin lancar seiring beroperasinya sejumlah infrastruktur transportasi di kawasan ini. Bahkan, diprediksi efektif untuk mengurangi kemacetan hingga 40 persen. Akan ada 10 infrastruktur baru yang dibangun di koridor Timur Jakarta dan tidak ada di wilayah barat Jakarta.
[irp]
“Ke depannya diharapkan Komite ini akan saling bersinergi untuk membangun bersama. Misalnya, melakukan pemasaran atau kampanye bersama untuk mendobrak image negatif yang selama ini telah berkembang di masyarakat, yaitu kemacetan dan kawasan industri. Dari sani baru nantinya kita akan bergerak ke hal lain, misalnya, pembangunan infrastruktur bersama dan lain-lain,” urai Sutedja.
Sementara GM Sales & Marketing PT Sirius Surya Sentosa, Suranto Tjhai menambahkan, saat ini, di Negara maju infrastruktur itu adalah salah satu faktor utama yang akan menaikkan investasi properti. Koridor timur Jakarta sangat berpotensi untuk mengikuti hal tersebut. Sebab, secara keseluruhan, infrastruktur Koridor timur Jakarta paling lengkap dan paling siap dibanding kawasan lainnya. “Dan, yang perlu diingat, tidak dari sisi infrastruktur saja, namun juga kawasan industrinya, serta fasilitas pendukung seperti pendidikan, kesehatan dan mall,” kata dia.
[irp]
Pada kesempatan yang sama, Sales & Marketing Director PT Pollux Properti Indonesia Tbk., Maikel Tanuwidjaja mengatakan, pihaknya melihat potensi timur Jakarta sangat baik, hal ini dapat dilihat dari 7 proyek yang dikembangkan Pollux, setidaknya ada 3 proyek terletak di koridor timur dengan total pengembangan seluas 45 hektar.
“Dari awal kami melihat koridor timur sangat seksi, salah satunya dapat dilihat dari perkembangan infrastruktur yang masif. Hanya saja, ke depan, bagaimana caranya secara bersama-sama kita dapat mengubah image yang selama ini telah terbentuk sebagai kawasan industri menjadi kawasan hunian yang nyaman dengan berbagai kelebihannya,” jelas Maikel.
[irp]
Begitu juga dengan Presiden Direktur PT PP Properti, Tbk., Taufik Hidayat yang mengatakan, dari sisi ruang korior Timur Jakarta cukup luas karena pengembangannya berpotensi hingga ke wilayah Kertajati. Di sisi lain, tingkat polusinya rendah, fasilitas pendidikannya ngga kalah dengan koridor barat. Harga juga lebih affordable dibanding barat. “Sehingga dapat dilihat bahwa Kita sangat optimis jika koridor timur tempat yang layak untuk berinvestasi hunian. PP Properti sendiri memiliki total luas lahan sebesar 160 hektar mencakup wilayah Bekasi, Cikarang dan Kertajati,” ujar Taufik.
Memang diakui, koridor Timur Jakarta yaitu Bekasi, Cikarang, dan Karawang adalah jantung penting bagi perekonomian Indonesia yang pada tahun 2018 mencapai Rp14,8 triliun berdasar pada data Produk Domestik Bruto (PDB), tumbuh 5,17 persen lebih tinggi dari capaian tahun 2017. Setidaknya lebih dari 60% aktivitas perekonomian nasional disumbang oleh Koridor Timur Jakarta yang 70%-nya berpusat di Bekasi-Cikarang.
Saat ini Koridor Timur Jakarta juga telah menjadi kawasan industri terbesar di Asia Tenggara yang mampu menyerap jutaan tenaga kerja. Lebih dari 50.000 industri dari setidaknya 30 negara, baik nasional maupun mulitinasional beroperasi di kawasan industri kelas dunia seperti: Kawasan Industri MM2100, Jababeka Industrial Estate, Delta Silicon Industrial Park Lippo Cikarang, Bekasi International Industrial Estate, dan East Jakarta Industrial Park (EJIP).
0 Responses