Property & Bank

UOB Indonesia : Reformasi Struktural Kunci Percepatan Pemulihan Ekonomi Indonesia

Propertynbank : Berbagai kebijakan ekomomi telah diluncurkan pemerintah guna menahan dampak penyebaran virus corona. Sepanjang tahun 2021 ini, upaya pemulihan ekonomi nasional terus dilakukan agar roda ekonomi nasional pulih kembali.

UOB Indonesia memproyeksikan, perekonomian Indonesia akan tumbuh setidaknya lima persen pada tahun 2022. Hal ini seiring upaya pemerintah untuk terus melanjutkan reformasi struktural, menciptakan aliran pendapatan komoditas yang berkelanjutan, memanfaatkan konsumsi domestik yang kuat, serta memanfaatkan konektivitas dengan rantai nilai global.

Optimisme UOB Indonesia ditopang oleh dukungan yang luas dari pemerintah dan sektor swasta dalam mereformasi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Upaya bersama dalam membantu UMKM mendapatkan akses yang lebih baik terhadap perangkat dan layanan digital, pembiayaan. Termasuk bermitra dengan perusahaan besar akan memungkinkan UMKM berkontribusi lebih banyak terhadap perekonomian nasional. Serta memainkan peranan yang lebih besar pada tingkat regional, bahkan global.

Dalam seminar UOB Economic Outlook 2022 yang mengangkat tema ‘Empowering the Indonesian Economy for Stronger Recovery”. Seminar yang diselenggarakan secara virtual  diikuti sejumlah pejabat negara seperti Airlangga Hartarto selaku Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia juga turut memberikan keynote speech.

Tamu lain yang juga hadir antara lain Y.M. Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura Suryo Pratomo, Menteri Perdagangan Republik Indonesia Muhammad Lutfi, dan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Teten Masduki, serta sejumlah pemimpin dari dunia industri dan bisnis. Lebih dari 3.000 peserta menghadiri acara tahunan UOB ini.

Ir. H. Joko Widodo (Jokowi), Presiden Republik Indonesia, dalam sambutan khusus mengatakan, “Di tengah pemulihan ekonomi, saya mengajak dunia perbankan dan para pelaku usaha untuk segera melakukan ekspansi, mengucurkan kredit dan menggiatkan dunia usahanya. Pandemi harus kita jadikan momentum untuk transformasi ekonomi Indonesia. Kita juga akan terus mengembangkan ekonomi berkelanjutan melalui green economy dan blue economy. Selain itu, kita memiliki peluang tumbuh lebih tinggi dengan potensi pasar ekspor masih terbuka lebar, didukung oleh mitra dagang yang mulai pulih pada kuartal kedua. Mari kita manfaatkan semua peluang ini dengan sigap untuk menggeliatkan ekonomi dengan terus menjaga kesehatan agar tercipta pertumbuhan yang berkelanjutan dan merata.”

Wee Ee Cheong, Deputy Chairman dan CEO UOB  mengatakan, “Kami sangat mengagumi kemajuan Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi dalam mengatasi pandemi. Kedepannya, kami melihat peluang yang akan muncul di bidang konektivitas, digitalisasi, dan keberlanjutan. Dengan basis kuat yang didukung talenta muda yang memiliki visi panjang, terampil, dan cakap digital, serta daya beli yang kuat, Indonesia akan mampu memanfaatkan peluang ini serta memainkan peran yang penting di kawasan regional,” ujarnya pada saat pembukaan seminar yang diselenggarakan secara virtual (15/09/2021).

Sementara itu, Enrico Tanuwidjaja, Ekonom UOB, mengatakan, “Perekonomian Indonesia diperkirakan akan tumbuh lebih kuat di tengah pulihnya permintaan domestik dan eksternal yang menguntungkan serta didukung kebijakan fiskal dan moneter yang akomodatif, dan belanja infrastruktur yang berkelanjutan,” ujarnya.

Lebih jauh dikatakan Enrico, Peningkatan vaksinasi secara gencar di Tanah Air juga akan mendorong pelonggaran sejumlah pembatasan kegiatan sosial dan ekonomi domestik. “Reformasi struktural pada tahap lanjut yang ditujukan untuk meningkatkan produktivitas dan investasi, peningkatan ekspor bersih, serta upaya menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan akan berperan sangat penting terhadap percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia pasca pandemi.”paparnya.

Pemberdayaan UMKM

UMKM merupakan kontributor utama dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Setidaknya UMKM memberikan kontribusi lebih dari 60 persen terhadap PDB Indonesia dan lebih dari 97 persen dari total tenaga kerja produktif.

Namun, UMKM saat ini tengah menghadapi kendala dalam melayani kebutuhan dan preferensi konsumsi masyarakat Indonesia yang jumlahnya terus meningkat.

Enrico mengatakan bahwa UMKM Indonesia perlu melakukan reformasi di tiga bidang strategis. Bidang-bidang tersebut antara lain digitalisasi, akses kredit dan kolaborasi dengan perusahaan besar di dalam dan di luar Indonesia.

“Pandemi telah mempercepat digitalisasi di Indonesia. Akan tetapi, kecepatan digitalisasi di kalangan UMKM masih lambat. Berdasarkan data UOB, hanya sekitar 15 persen UMKM di Tanah Air yang telah mendigitalisasikan usaha mereka,”ungkapnya.

Enrico mecontohkan, dalam hal akses terhadap kredit, persentase pinjaman UMKM dalam kaitannya dengan produk domestik bruto negara masih stagnan di sekitar 6,5 persen sejak satu dekade lalu. Selain itu ekspor UMKM juga masih kecil, hanya 15,7 persen dari total ekspor Indonesia.

“Melalui inovasi dan transformasi digital serta dengan fleksibilitas keuangan yang lebih besar, UMKM diharapkan dapat mengepakkan sayap di dunia internasional dan membantu meningkatkan ekspor bersih Indonesia serta menarik lebih banyak investor asing seiring dengan waktu,” kata Tanuwidjaja.

Hal senada juga diungkapkan Hendra Gunawan, Presiden Direktur UOB Indonesia. Melalui reformasi struktural utama, kami yakin Indonesia berada pada posisi yang tepat untuk memaksimalkan potensinya dan untuk menarik lebih banyak investasi domestik dan asing.

“UOB Indonesia, hadir untuk mendukung nasabah kami di Indonesia serta mereka yang ingin berekspansi ke Indonesia maupun ke seluruh kawasan regional dengan memanfaatkan kekuatan jaringan luas UOB Group. Dengan demikian, kami akan membantu berkontribusi pada pertumbuhan berkelanjutan di Indonesia dan di kawasan regional,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Terkini