Propertynbank.com – Handa Abidin, S.H., LL.M, Ph.D. dilantik menjadi Rektor President University, Rabu, 31 Januari 2024, di Auditorium Charles Himawan, Gedung A lantai 5, Kampus President University di Jababeka Education Park, Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi. Handa menjadi Rektor President University menggantikan Prof. Chairy yang menjadi Rektor periode 2022-2024.
Dalam sambutannya, Prof. Chairy menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada SD Darmono selaku Chairman Grup Jababeka dan pendiri President University, segenap pengurus yayasan, para wakil rektor, dekan, ketua program studi, serta seluruh dosen dan staf, dan segenap stakeholders atas dukungannya.
“Berkat kerja sama dan dukungan semua pihak, President University mampu melewati masa-masa sulit, dan kini terus tumbuh dan berkembang. Kerja sama yang kompak dan solid semacam ini harus terus dipertahankan,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu (31/1/2024).
Baca Juga : President University Kota Jababeka Mewisuda 666 Lulusan Pada Wisuda ke – 18
SD Darmono menjelaskan, President University tak boleh berhenti mengembangkan dirinya untuk terus menjadi lebih baik. “Untuk bisa terus maju dan berkembang, kita perlu merekrut orang-orang muda,” kata Darmono. Itu pula yang menjadi pertimbangan President University ketika mengangkat Handa S. Abidin sebagai Rektor. Usia Handa saat ini adalah 38 tahun.
Agar President University terus maju dan berkembang, lanjut Darmono, selain merekrut banyak orang muda, kunci lainnya adalah pada inovasi. “Negara kita sekarang ini sangat serius mendorong inovasi. Dan, President University harus ikut memberikan dukungannya,” tegas Darmono. Agar mampu terus berinovasi, katanya, peran riset menjadi sangat penting. “Dari mana datangnya gagasan riset? Dari inspirasi. Dan, inspirasi itu datangnya dari universitas, termasuk dari President University,” urainya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Pendidikan Universitas Presiden (YPUP), Prof. Dr. Ir. Budi Susilo Soepandji, DEA mengatakan, Prof. Chairy memimpin President University ketika Indonesia belum sepenuhnya terbebas dari pandemi Covid-19. Situasinya masih sangat berat. “Meski begitu President University terbukti mampu bertahan, dan bahkan pada tahun ajaran 2023 mampu menerima lebih dari 2.300 mahasiswa baru. Ini jumlah mahasiswa baru terbanyak dalam sejarah President University,” ungkap Prof. Budi Susilo.
Selain itu, menurut Prof. Budi Susilo, selama tahun 2022-2023, President University juga berhasil mendirikan Fakultas Kedokteran dan membuka beberapa program studi baru. “Itu capaian yang luar biasa,” tegasnya.
Prof. Budi Susilo berharap rektor baru President University untuk terus menambah kegiatan ekstrakurikulernya melalui berbagai klub kemahasiswaan. “Misalnya, klub musik sebagai bibit pembentukan orkes simponi President University, klub golf, tenis, dan berbagai kegiatan olahraga lainnya,” papar Prof. Budi Susilo. Ia juga menegaskan bahwa President University mungkin satu-satunya universitas yang mengajarkan olahraga golf kepada mahasiswanya.
Baca Juga : Dekan FK Presuniv Sebut Penanganan K3 Harus Lebih Promotif dan Preventif
President University, kata Prof. Budi Susilo, juga perlu mendorong mahasiswanya untuk membentuk klub-klub yang mau membantu masyarakat jika terjadi bencana. Selain itu, menurut Prof. Budi Susilo, hal lain yang perlu terus ditingkatkan adalah mendorong mahasiswa untuk berinteraksi baik dengan masyakat sekitar dan masyarakat internasional.
Prof. Budi Susilo juga menegaskan bahwa pergantian kepemimpinan di setiap institusi adalah hal yang lumrah, seraya sekaligus memberikan tantangan tersendiri. Seiring dengan perkembangan teknologi, saat ini perubahan bergulir menjadi semakin cepat. “Kondisi semacam ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi setiap institusi, khususnya dalam menyiapkan calon-calon pemimpinnya. Itu sebabnya setelah dilantik tugas utama dan pertama seorang pemimpin adalah menyiapkan penggantinya,” kata Prof. Budi Susilo. Hanya dengan cara seperti itu, lanjutnya, setiap organisasi dapat terus bertahan dan tumbuh secara berkelanjutan.
Go Global
Pada pidato pelantikannya, Handa Abidin menguraikan lebih detail tentang keinginannya menjadikan President University ikut berperan dalam diplomasi dan meraih devisa melalui bidang pendidikan. Ke depan, pihaknya ingin jumlah mahasiswa asing di President University meningkat menjadi sekitar 30%. Dengan semakin banyaknya jumlah mahasiswa asing yang kuliah di President University, upaya untuk melakukan diplomasi luar negeri dan meraih devisa melalui bidang pendidikan menjadi lebih terbuka.
Mahasiswa-mahasiswa yang asing yang kuliah di President University, kata Handa, setelah lulus dan kembali ke negaranya, dapat menceritakan pengalamannya tentang Indonesia. “Mereka ini bisa menjadi duta Indonesia di luar negeri,” tegasnya. Saat ini ada mahasiswa asing dari 23 negara yang kuliah di President University.
President University, ungkap Handa Abidin, sebenarnya sudah memiliki sejarah yang panjang dalam soal ini. “Sejak tahun pertama perkuliahan, yakni tahun 2002, sudah banyak mahasiswa asing yang kuliah di President University,” katanya.
Agar lebih banyak lagi mahasiswa asing yang kuliah di sini, papar Handa Abidin, President University harus lebih Go Global. Untuk itu beberapa langkah yang sudah ia rencanakan. Pertama, President University harus menjalin lebih banyak lagi kerja sama dengan berbagai institusi internasional. “Institusi ini bisa perguruan tinggi, perusahaan-perusahaan multinasional, atau berbagai organisasi lainnya,” papar Handa Abidin.
Kedua, harus lebih banyak lagi program studi di President University yang terakreditasi internasional. Ketiga, President University harus masuk dalam peringkat yang diterbitkan oleh berbagai lembaga pemeringkatan internasional. “Upaya untuk mewujudkan hal tersebut saat ini terus kami lakukan,” ungkapnya.
Baca Juga : President University Ikut Promosikan Kerja Sama China-ASEAN dan China-Indonesia
Hal lain yang menjadi perhatian Handa Abidin adalah soal urgensinya digitalisasi. Katanya, saat ini mahasiswa baru President University berasal dari Generasi Z. “Mereka ini generasi yang sejak kecil sudah akrab dengan berbagai peranti digital, atau biasa disebut dengan digital native. Agar bisa melayani mereka dengan lebih baik, digitalisasi dan penguatan Artificial Intelligence di President University menjadi keharusan. Ini baik dalam proses belajar mengajar maupun berbagai aspek lainnya,” paparnya.
President University, kata Handa Abidin, akan terus meningkatkan kinerjanya agar lebih berperan dalam diplomasi dan meraih devisa melalui bidang pendidikan. Upaya itu, antara lain, dilakukan dengan menghadirkan lebih banyak lagi mahasiswa asing dari berbagai negara di dunia untuk kuliah di President University. Dan, peluang ini sangat terbuka.
Menurut data situs izin belajar di Direktorat Kelembagaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, President University sudah selama enam tahun berturut-turut, yakni sejak tahun 2017 hingga 2022, menjadi perguruan tinggi dengan jumlah mahasiswa asing terbanyak se-Indonesia untuk tingkat sarjana atau S1.
Handa Abidin Rektor Termuda President University
Handa Abidin lahir di Jakarta tahun 1985. Jika merujuk Pangkalan Data Pendidikan Tinggi, di antara seluruh rektor di Indonesia yang menjabat hingga 31 Januari 2024, yang perguruan tingginya terakreditasi A atau Unggul dari Badan Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi, Handa Abidin adalah rektor dengan usia termuda. Ketika ditunjuk menjadi Rektor President University, usia Handa adalah 38 tahun.
Handa Abidin menyelesaikan pendidikan S1-nya di Fakultas Hukum, Universitas Indonesia. Ia kemudian melanjutkan pendidikan S2-nya di George Washington University Law School, Amerika Serikat, dan S3-nya di University of Edinburgh, United Kingdom. Handa Abidin bergabung di President University sejak tahun 2016 dengan posisi sebagai Wakil Rektor. Posisi terakhirnya adalah sebagai Wakil Rektor bidang Akademik.
Selain juga menjadi dosen di Program Studi Hukum, Fakultas Humaniora, President University, Handa Abidin adalah seorang advokat. Bidang keahliannya adalah dalam hukum bisnis dan hukum internasional. Saat ini Handa juga menjadi anggota Komisi Etik di Asosiasi FinTech Pendanaan Bersama Indonesia.
Baca Juga : President University Gelar Pelatihan Reformasi Pemimpin dan Kepemimpinan di Perguruan Tinggi
Pelantikan tersebut juga dihadiri Prof. Dr. Jony Oktavian Haryanto, Staf Ahli Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi untuk bidang Inovasi, yang juga menjabat sebagai Sekretaris YPUP, Justin Endramukti, Bendahara YPUP, dan para wakil rektor, serta jajaran direksi Jababeka Group.
Lalu Dr. Drs. Chandra Setiawan, MM, Ph.D. yang juga Ketua Dewan Pengawas YPUP, Prof. Dr. Ir. Joko Santoso, Dirjen Pendidikan Tinggi (2010-2012) dan Rektor ITB (2005-2010), yang bersama dengan Ibnu Hadi, M.Ec, Duta Besar RI untuk Vietnam (2016-2020), dan Abdul Wahid Maktub, Duta Besar RI untuk Qatar (2003-2007), menjadi penasihat Rektor President University. Selain itu hadir pula Prof. Stephen G. Barnes, profesor hukum dari Pennsylvania State University, Amerika Serikat, mantan Rektor President University dan pengurus YPUP, mitra-mitra bisnis President University, para alumni, serta tamu-tamu undangan lainnya.