Property & Bank

Menyusuri Peradaban Kota Batu Yang Hilang Di Petra Jordania

Tim Redaksi Property&Bank, Indra Utama saat berkunjung ke Petra, Jordania

INTERNASIONAL – Petra bukan hanya sekadar satu dari keajaiban dunia yang perlu di kunjungi. Kota batu ini juga mengajarkan sebuah peradaban pengembangan kota yang sudah di konsep mandiri, aman dan memiliki teknologi pengairan yang tinggi.

Memahat sebongkah batu menjadi sebuah relief berbentuk sosok manusia atau hewan, sudah biasa. Tapi memahat gunung batu menjadi sebuah kota, ini baru menarik. Inilah yang akan kita ulas edisi ini. Oleh oleh perjalanan redaksi Property&Bank ke negara Oman, Mesir, Jerusalem, dan Jordana. Kali ini kita khusus menceritakan tentang sebuah kota masa lalu yang sudah di gagas dengan konsep matang dan teknologi pengairan yang baik.

Petra, sebuah peradaban kota yang hilang, dan kini menjadi sebuah tujuan wisata dunia di Jordania. Berlokasi di Negara Jordan, ibu kota Nabath ini mulai dibangun awal tahun 312 sebelum masehi. Terletak di dataran rendah di antara gunung-gunung Gunung Hor yang membentuk sayap timur Wadi Araba, lembah besar yang berawal dari Laut Mati sampai Teluk Aqaba.

Posisi kota batu Petra dikelilingi gunung. Di sini ada gunung setinggi 1.350 meter dari permukaan laut. Inilah kawasan tertinggi di areal ini yang disebut Gunung Harun (Jabal Harun) atau Gunung Hor atau El-Barra. Gunung Harun paling sering dikunjungi wisatawan yang percaya, di puncak Jabal Harun inilah, Nabi Harun meninggal dan dimakamkan oleh Nabi Musa.

Di abad ke-14 Masehi, sebuah masjid dibangun di sini dengan kubah berwarna putih yang terlihat dari berbagai area di sekitar Petra. Harun tiba di wilayah Yordania sekarang ketika mendampingi Nabi Musa membawa umatnya keluar dari Mesir dari kejaran Raja Fir’aun. Saat berusia 10 tahun, Nabi Muhammad pernah berkunjung ke gunung ini bersama pamannya serta sempat berteduh di bawah sebuah pohon yang dikenal sebagai pohon sahabat nabi.

Tidak diketahui secara pasti kapan Petra mulai dibangun. Namun Petra mulai berkembang sebagai ibukota kerajaan Nabataean dari abad ke-1 SM, yang tumbuh dan kaya melalui perdagangan dan rempah-rempah. Petra terus berkembang hingga gempa besar pada 363 M menghancurkan sebagian besar kota pada abad ke-4. Gempa tersebut juga membuat perubahan jalur perdagangan, yang menyebabkan jatuhnya sistem perdagangan. Pada pertengahan abad ke-7, Petra kemudian menghilang kecuali Badui lokal dari daerah tersebut.

Petra juga dikenal sebagai kota merah mawar, sebuah nama yang didapat dari warna batu yang indah dan banyak struktur kota yang diukir. Kota ini juga memiliki kuil, teater, aneksasi Romawi yang memiliki pengaruh Bizantium.  Lebih dari 10.000 tahun, sisa-sisa kota nabataean yang megah, pemukiman penduduk dan penggunaan lahan dapat dilacak di Petra. Fitur-fitur alam, budaya, arkeologi, dan geologis yang sangat besar terdapat disana.

Sebagai sebuah kota, Petra sudah dikonsep laiknya sebuah kawasan kota lengkap dengan system pengairan yang tertata rapi. Lokasinya pun terbilang strategis, 200 km atau sekitar 3 jam mengendarai mobil dari Ibukota Jordania, Amman. Berada ditengah-tengah antara Teluk Aqaba dan Laut Mati pada ketinggian kurang lebih 800 hingga 1.396 meter diatas permukaan laut, di sebuah lembah dari sebuah pegunungan Edom, sebelah timur dari lembah Arabah, membuat Petra diuntungkan dari sisi pasokan air yang langka di Kawasan ini. Sebuah rencana yang diperhitungkan menjadi sebuah kota mandiri. Pembuat kota ini bahkan memahat aliran air dari ujung bukit batu sampai ke permukiman warga.

Bukan hanya sisi pasokan air. Perencana kota juga sangat memperhatikan sisi keamanan warga penghuni kota batu ini. Untuk sampai di gerbang kota batu ini, hanya bisa ditempuh melalui celah sempit di pegunungan dari arah barat daya atau timur melalui sebuah canyon. Dengan panjang kurang lebih 1,5 kilometer dan kedalaman 200 meter, yang disebut dengan Siq, akses utama berupa celah sangat sempit selebar hanya 2 meter ini di lalui selama 1 jam. Dengan konsep kota dengan sistem pengairan yang baik dan sangat aman karena berupa benteng, Petra tak pelak menjadi rute perdagangan utama yang melewati Gaza di Barat, ke Bushra dan Damaskus di Utara, ke Aqaba di Laut Merah, dan sepanjang gurun hingga ke Teluk Persia.

Petra merupakan sebuah peradaban kota masa lalu yang penuh dengan simbol arsitektur, teknik dan pengamanan. Adalah Raja Aretas IV yang memerintahkan untuk mendirikan kota yang terbuat dari batu dengan menggali dan mengukir cadas bukit batu setinggi 40 meter lebih. Suku Nabatean yang menghuni kota ini masuk rumpun bangsa Arab yang hidup sebelum masuknya bangsa Romawi. Mereka telah memulai peradaban sebuah pengembangan kota dan konsep sebuah kota.

Konsep ini membuat Petra menjadi sebuah kota yang aman dari serbuan musuh serta aman dari bencana  alam badai pasir. Dengan sistem pengairan yang luar biasa terencana, membuat penduduk di kota batu ini tak pernah kesulitan air.  Mereka membuat terowongan air dan bilik air yang menyalurkan air bersih ke kota. Para konseptor kota ini juga memiliki teknologi hidraulik yang bisa mengangkat air agar terhindari dari banjir mendadak. Mereka sangat mahir dalam membuat tangki air bawah tanah untuk mengumpulkan air bersih yang bisa digunakan saat mereka bepergian jauh. Sehingga, di mana pun mereka berada, mereka bisa membuat galian untuk saluran air guna memenuhi kebutuhan mereka akan air bersih.

Letak yang strategis untuk mengembangkan usaha dan hidup, serta aman untuk melindungi diri dari orang asing itulah alasan suku Nabatean memutuskan untuk menetap di wilayah batu karang Petra. Belakangan Petra berkembang pesat menjadi sebuah pusat bisnis. Mereka pun memungut bea cukai dan pajak kepada para pedagang setempat atau dari luar yang masuk ke sana. Suku Nabatean akhirnya berhasil membuat kota internasional yang unik dan berkembang pesat pada masanya..

Berawal dari tujuan pertahanan, Petra mulai dipadati puluhan ribu warga sehingga berkembang menjadi kota perdagangan karena terletak di jalur distribusi barang antara Eropa dan Timur Tengah. Pada tahun 106 Masehi, Romawi mencaplok Petra. Jalur perdagangan di sini pun mati. Tahun 700 M, sistem hidraulik dan beberapa bangunan utamanya hancur menjadi puing. Petra pun perlahan menghilang dari peta bumi saat itu dan tinggal legenda. Kota batu ini kembali ditemukan oleh seorang petualang Johann Burckhardt asal Swiss tahun 1812. Nama Petrapun kembali mendunia dan masuk dalam salah satu keajaiban dunia.

15 Objek Menarik Warisan Kota Batu
Sejak 1985, UNESCO telah menetapkan Petra sebagai warisan budaya dunia. Pada 17 Juli 2017 di Lisnon Portugal, Petra d tetapkan salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Jika Anda bertandang ke Petra, sedikitnya 15 objek menarik yang bisa Anda kunjungi. Baik sekadar berfoto ria, maupun mengambil pelajaran dari sebuah pengembangan kota masa lalu yang telah d konsep menjadi sebuah kota mandiri.

  1. Bab Al Siq

‘Bab Al Siq’ dalam bahasa Arab artinya Gerbang Siq’. Di sini Anda akan melihat tiga blok Djinn besar yang merupakan monumen persegi yang diukir dari batu. Anda juga akan menemukan Makam Obelisk yang diukir oleh Nabataean pada abad ke-1. Di atas makam ada empat piramida (‘nafesh’) serta patung relief yang merupakan simbol dari lima orang yang dikubur di sana. Di bawahnya adalah Triclinium, yang merupakan aula perjamuan. Di sisi tebing yang berseberangan ada tulisan Nabataean dan Yunani yang mengacu pada monumen pemakaman. Sebuah prasasti yang ditulis oleh “Abdomanchos”, menunjukkan bahwa makam itu akan digunakan untuk dirinya dan keluarganya, mungkin pada masa pemerintahan Malichus II (40-70 AD).

  1. Bendungan

Bendungan ini dibangun oleh orang-orang Nabatae untuk mengalihkan banjir bandang Wadi Musa dari Siq ke Wadi Al Mudhlim dan Wadi Al Mataha. Terdapat sebuah terowongan, yang panjangnya mencapai 88 meter. Suku Nabataean juga merupakan seorang ahli dalam rekayasa hidrologi.

  1. Siq

Adanya jurang yang sempit membawa pengunjung ke dalam Petra. Siq terbentuk dari hasil pemisahan alami gunung yang panjangnya 1,2 km. Siq juga banyak menyimpan peninggalan masa lalu petra, termasuk jalan beraspal, stasiun Sabinos Alexendros, dan batu suci.

  1. Departemen Keuangan (Al Khazna)

Siq dapat terhubung ke Petra, Departemen Keuangan, atau Al Khazna. Tingginya hampir 40 meter dan dihiasi dengan ibu kota Korintus, friezes, figur, dan masih banyak lagi. Departemen Keuangan dimahkotai oleh sebuah guci penguburan, yang menurut legenda lokal merupakan tempat untuk menyembunyikan harta Firaun. Meskipun fungsi aslinya masih merupakan misteri. Departemen keuangan dibangun pada abad ke-1 SM,  bangunan ini terdiri dari dua lantai dengan lebar 25,30 meter dan tinggi 39,1 meter.

  1. Jalan Fasad

Merupakan nama yang diberikan kepada deretan makam Nabataean monumental yang diukir di tebing selatan, letaknya bersebelahan dengan Siq. Terdapat 67 makam  di gua bagian atas, digunakan untuk menyimpan alat-alat para pekerja. Terdapat juga 825 makam yang merupakan monumen pemakaman nabataean

  1. Tempat pengorbanan yang tinggi

Untuk mencapai tempat pengorbanan yang tinggi, sebelumnya anda harus mendaki tangga batu. Setelah sampai di atas anda dapat menikmati sebuah pemandangan yang spektakuler. Tempat ini juga digunakan untuk upacara keagamaan penting.

  1. Teater

Terdapat di sisi kaki gunung berdekatan dengan tempat pengorbanan yang tinggi. Teater terdiri dari tiga baris kursi yang dipisahkan oleh jalur kereta, memiliki tujuh tangga untuk naik ke auditorium dan dapat menampung sekitar 4000 penonton. Untuk dinding belakang panggung dibangun kembali oleh orang-orang Romawi, merupakan satu-satunya teater di dunia yang diukir di batu karang.

  1. Makam kerajaan

Merupakan nama yang diberikan kepada fasad yang luar biasa bersebelahan dengan jalan utama di tengah kota yang berada di sisi kanan. Terdapat empat struktur diantara nya :

8.1 Makam guci

Berasal dari Jar yang menghiasi Pedimen. Dibangun sekitar tahun 70 Masehi. Makam ini memiliki tiang di kedua sisinya. Tinggi fasad juga memiliki tiga lekuk/lubang untuk bisa mencapai ruang pemakaman kecil. Pada tahun 446 M makam tersebut digunakan untuk melayani gereja Bizantium.

8.2.         Makam sutra

Makam ini terbuat dari batu yang berwarna, sehingga dapat membentuk sebuah fasad.

8.3  Makam korinthian

Makam ini bagian atasnya sudah mulai terkikis. Makam Korinthian juga menggabungkan berbagai elemen gaya arsitektur nabataean dan klasik.

8.4  Makam istana

Makam ini berasal dari awal abad ke 2 Masehi dan memiliki fasad lima lantai yang megah. sebuah bendungan dan penampungan air yang terletak di belakang monumen mengalirkan air hujan ke kolam yang berada di sebelah utara podiumnya. monumen ini digunakan untuk perjamuan atau pemakaman.

  1. Nymphaeum

Adalah air mancur semi-melingkar yang berada di dekat persimpangan wadi musa dan wadi al-mataha. Enam kolom nabataean menghiasi fasad dan menerima air dari sebuah tangki yang terletak di sisi berlawanan dari lembah, yang dinaungi oleh pohon pistachio liar berusia 450 tahun.

  1. Gereja

Gereja ini dibangun sekitar akhir abad ke-5, di abad berikutnya terjadi gempa bumi yang membuat gereja ini hancur. Sebagian besar bangunan ibu kota, pintu dan relief kembali dibangun sesuai keadaan Petra sebelumnya. Gereja ini tetap menjaga kualitas lantai serta lorong yang dipelihara dengan baik, untuk membuktikan sebuah keutamaan gereja.

  1. Jalan Bertiang

Merupakan sebuah jalan yang diciptakan oleh para Nabataean, kemudian di perbarui selama periode kependudukan Romawi. Jalan ini akan menjadi salah satu jalan perbelanjaan utama di Petra.

  1. Candi yang Agung

Sebuah komplek candi besar yang meupakan salah satu monumen arkeologi dan arsitektur utama dari pusat Petra. Luas nya diperkirakan mencapai 7.000 meter persegi, termasuk di dalamnya pintu masuk yang berada di sebelah utara dan selatan.  Ketinggian candi mencapai 18 meter, gaya dan kualitas candi yang rumit menunjukkan bahwa tempat ini dibangun pada akhir abad ke-1 SM oleh orang-orang Nabatae yang menggabungkan tradisi asli mereka dengan roh klasik.

  1. Qasr al-Bint

Bnagunan ini berbentuk persegi, merupakan candi petra yang utama serta memiliki arti penting karena didedikasikan untuk Dushara. Tingginya sekitar 23 meter, bagian belakang candi memiliki tiga elemen yang berbeda. Pada bagian tengah tersedia altar, kemudian di balkon terdapat patung dewa dan dewi. Candi ini sudah ada pada abad ke-1.

  1. Singa Triclinium

Dilihat dalam perjalanan ke Ad deir, dinamakan demikian karena terdapat dua singa yang diukir di kedua sisi pintu masuk. Sebuah fasad dihiasi dengan alur (triglif : tiga buah garis vertikal) dan ruang (metopes : unsur arsitektur berbentuk segi empat) dengan kepala Medusa di setiap ujungnya. Di dalamnya terdapat dua kursi dan sebuah baetyl diukir di sebelah kiri pintu.

  1. Ad Deir

Ad Deir atau biara, adalah salah satu monumen terbesar yang berada di petra. Monumen ini memiliki lebar  47 meter dan tinggi 48,3 meter. Untuk interior terdapat dua kursi dan sebuah altar yang berada di dinding belakang. Tempat ini digunakan sebagai biclinium untuk pertemuan asosiasi keagamaan dan sudah ada pada abad ke 2 Masehi, pada masa pemerintahan Raja Rabel II. Tempat tersebut kemudian digunakan kembali sebagai kapel Kristen dan salib.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *