PROPERTI – Kebutuhan perumahan di Indonesia tiap tahun terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduknya. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), per 30 Juni 2020 jumlah penduduk Indonesia mencapai lebih dari 268 juta jiwa.
Besarnya jumlah penduduk ini, ternyata tak diimbangi dengan penyediaan perumahan, hingga gap antara permintaan dan penawaran terus melebar.
[irp]
Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), backlog perumahan per awal 2020 mencapai 7,64 juta unit. Kekurangan terbesar berada di segmen menengah-bawah.
Hal ini menyebabkan pasar perumahan segmen menengah-bawah lebih tahan krisis ekonomi, sekaligus menjawab tetap eksisnya para pemain perumahan menengah-bawah. Bahkan di masa pandemi seperti saat ini.
[irp]
Chief Executive Officer PT Mustika Land, David Sudjana mengakui, dalam keterangan tertulisnya, pada Senin (14/09/2020), jika pasar perumahan segmen menengah-bawah sangat berkembang. Selain pasarnya gemuk, kemampuan daya beli segmen ini menguat.
“Sebagian besar mereka (kelas menengah) adalah tenaga kerja profesional dan kreatif, serta ada ekstra pendapatan selain gaji. Ada bisnis sampingan (bisnis online) dan passive income lainnya, sehingga daya beli relatif lebih baik,” jelas David.
Ia menyatakan pasar rumah menengah sangat menarik karena periode 2020 hingga 2030 (data BPS) akan terjadi bonus demografi di Indonesia, saat kelas menengah rata-rata usia produktif tumbuh sangat besar.
[irp]
Faktor ini tentunya akan memicu peningkatan pasar segmen properti menengah, khususnya untuk keluarga muda yang belum memiliki rumah (rumah pertama). Target pasar ini memang membeli rumah untuk dihuni, selain juga menjadi investasi.
Saat ini PT Mustika Land tengah menggarap lima proyek hunian kelas menengah bawah yakni Mustika Park Place Bekasi, Mustika Golf Residence, dan Mustika Taman Sari dengan harga yang ditawarkan mulai dari Rp 400 juta hingga Rp 800 jutaan. Lalu, ada proyek hunian Mustika Village Sukamulya Cikarang dan Mustika Village Karawang dengan rentang harga senilai Rp 150 hingga 300 jutaan. (Artha Tidar)