Propertynbank : Generasi milenial memang dikenal sebagai generasi modern yang memiliki banyak ide kreatif dan inovatif. Bahkan bisa dikatakan tren masa kini merupakan sesuatu yang ditentukan oleh para milenial. Salah satunya dalam hal tren hunian ideal.
Mengikuti pola hidup masyarakat milenial, terutama dalam hal memilih tempat tinggal, ternyata mengalami perubahan. Dari data yang ada, pada umumnya mereka lebih memilih untuk sewa daripada memiliki rumah sendiri. Hal ini bisa dilihat dalam kurun tiga tahun terakhir, dimana kaum milenial lebih memilih untuk menyewa rumah mengalami peningkatan yang signifikan terutama di DKI.
Pilihan ini cukup beralasan, pasalanya harga rumah yang terjangkau umumnya berada jauh dari tempat kerja. Dari 6 Wilayah di DKI hanya di Kepulauan Seribu yang berbeda, dalam arti masyarakat yang menyewa rumah justru menurun. Masyarakat Milenial lebih memilih untuk menyewa daripada membeli rumah, meskipun mereka ini memiliki penghasilan melebihi 10 juta.
Di Ibukota Negara seperti di Jakarta, jenis permukiman semestinya sudah tidak pola landed lagi, tetapi harus sudah vertikal. Bahkan penulis pada saat Joko Widodo menjadi Gubernur DKI di tahun 2013, sudah mengingatkan untuk merubah Pemukiman DKI menjadi Permukiman Vertikal.
Saat itu penulis sebagai Dewas Perumnas, mengusulkan Program membangun Rusun di Kemayoran dihuni oleh warga DKI yang tinggal di Kawasan Kumuh. Setelah mereka pindah ke Rusun, Kawasan Kumuh tersebut dibangun Rusun lagi. Seterusnya demikian sehingga Kawasan Kumuh berubah menjadi Kawasan Rusun.
Setelah Anies menjadi Gubernur, kembali penulis sampaikan ide untuk DKI sudah waktunya berubah menjadi Kawasan Vertikal. http://tumiyohaji.blogspot.com/2018/05/sudah-waktunya-permukiman-di-dki.html.
Sebetulnya Anies sudah merintis dengan Program DP nol %, namun kurang mendapat respon dari kalangan yang berseberangan.
Permukiman Milenial
Diawal tahun 2021, kembali penulis menghimbau Pemerintah DKI untuk merubah pola pemukiman menjadi Vertikal. (http://tumiyohaji.blogspot.com/2021/04/permukiman-di-dki-harus-dirubah-menjadi.html).
Sebetulnya kalau Pemerintah DKI mau berbuat dan serius, bisa membangun kawasan vertikal yang terjangkau oleh masyarakat. Yaitu dengan meremajakan Permukiman Rusun milik Perum Perumnas.
Perum Perumnas mempunyai Kawasan Rusun yang dibangun tahun 80 an, sampai sekarang belum berubah. Rusun hanya berlantai 4 tersebar di beberapa kawasan di DKI yaitu di Tanah Abang, Kebon Kacang, Kemayoran dan Klender.
Pemerintah DKI besinergi dengan Perum Perumnas meremajakan rusun tersebut yang semula hanya 4 lantai bisa dibangun menjadi diatas 20 lantai. Selain meremajakan Rusun Rusun milik Perum Perumnas, di Kemayoran masih banyak Lahan milik Perumnas yang perlu ditertibkan dan dibangun untuk Rusun.
Lahan tercatat milik Perumnas namun menjadi Hunian Luar. Apabila hunian liar ditertibkan, dibangun Rusun, penghuni liar tidak digusur tapi tetap tinggal dilahan tersebut pasti disambut dengan baik. Selain lahan Perumnas yg di Kemayoran, masih ada Lahan tidur milik BUMN juga bisa digunakan untuk pemukiman vertikal.
Kuncinya adalah Pemda DKI, bersedia menjembatani, dengan Kerjasama dengan Perumnas atau Pengembang lainnya, DKI akan mampu menyiapkan hunian bagi masyarakatnya. Apabila permukiman kumuh berubah menjadi kawasan rumah susun, banyak manfaatnya. Bisa mengurangi kemacetan, menurunkan tingkat kebakaran dan kawasan menjadi tidak kumuh lagi.
Semoga impian ini terwujud dan masyarakat Milenial lebih tenang dalam bekerja karena kebutuhan harkat hidup bidang papan terpenuhi
Penulis : Marsda TNI Purn Tumiyo
Mantan Ketua YKPP
Mantan Dewas Perumnas
Staf Ahli DPP LVRI