Propertynbank.com – Pemerintah memutuskan insentif PPN DTP diperpanjang hingga Desember 2024 untuk pembelian rumah sebesar 100% diperpanjang hingga Desember 2024, dari semula hanya 50%. Selain kebijakan diperpanjangnya Pajak Pertambahan Nilai Di Tanggung Pemerintah (PPN DTP), pemerintah juga menambah kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) unit dari 166.000 unit menjadi 200.000 unit, dengan anggaran tambahan senilai Rp500 miliar.
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Realestat Indonesia (DPP REI) Joko Suranto mengatakan kedua kebijakan pemerintah itu menjadi kabar gembira karena sejalan dengan yang telah REI perjuangkan selama ini yakni PPN DTP sebesar 100% diperpanjang sampai Desember 2024, serta adanya kuota tambahan FLPP.
Menurutnya, kedua kabar tersebut menunjukkan bukti bahwa pemerintah telah memberikan perhatian yang besar dan memiliki keyakinan kalau sektor properti khususnya perumahan dapat menjadi tuas pengungkit bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Apalagi, sektor properti memiliki keterkaitan erat dengan ratusan industri usaha di sektor riil.
Baca Juga : Pembiayaan Perumahan Harus Terjaga, Ketum REI Usulkan Dana Pendampingan
“Terkait kebijakan PPN DTP yang kembali diberikan diskon sebesar 100% tentu ini positif, karena sejak pengurangan diskon mulai Juli 2024 menjadi hanya 50% memang terjadi penurunan penjualan sekitar 30%-35% dibandingkan Januari-Juni atau ketika masih ditanggung 100%,” ungkapnya kepada sejumlah media dalam press conference secara online, Selasa, (27/8).
Dampak Positif PPN DTP Diperpanjang
Joko Suranto berkeyakinan adanya keputusan baru ini dapat mendongkrak kembali realisasi penjualan rumah yang memanfaatkan insentif fiskal tersebut. Pengembang akan berusaha keras agar perpanjangan PPN DTP sebesar 100% ini efektif untuk memacu penjualan rumah. Dia memprediksi penjualan dapat kembali meningkat seperti periode Januari-Juni 2024 lalu dengan rata-rata penyerapan anggaran PPN DTP sekitar Rp160 miliar – Rp170 miliar setiap bulannya.
Berdasarkan data yang diterima REI, rumah yang paling banyak terserap lewat program PPN DTP adalah rumah seharga di bawah Rp1 miliar dengan persentase sekitar 70%. Sementara sisanya sebesar 30% merupakan rumah di atas Rp1 miliar. Dengan data tersebut, diprediksi pasar hunian di harga Rp1 miliar ke bawah masih akan mendominasi penyerapan PPN DTP.
“Sektor properti tetap membutuhkan stimulus yang memadai sehingga dapat bergerak positif. Terlebih sektor ini diproyeksikan akan mengalami rebound pada semester II-2025, sehingga perlu didorong terus dengan keberadaan PPN DTP di tahun depan, setidaknya sebesar 50%” ujar CEO Buana Kassiti Group tersebut.
Kuota FLPP
Penambahan kuota FLPP dari 166.000 unit menjadi 200.000 unit juga menjadi angin segar bagi konsumen dan pengembang rumah bersubsidi. Menurut Joko Suranto, REI sudah mendorong tambahan kuota FLPP ini sejak 3 bulan lalu, karena memprediksi pada akhir Agustus 2024 kuota sudah habis. Adapun kuota FLPP tahun 2024 awalnya ditetapkan hanya untuk 166.000 unit atau turun 30% dibandingkan kuota 2023 sebanyak 229.000 unit.
“Meski belum memenuhi harapan, tetapi kuota FLPP ditambah cukup melegakan terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang akan melakukan akad kredit pemilikan rumah. REI terus memantau tambahan kuota ini dari sejak diputuskan oleh Presiden Jokowi di rapat terbatas pada dua minggu lalu, kemudian berlanjut di Kemenko Perekonomian dan Kemenkeu. Jadi, tahap per tahap terus kami monitor dan dorong bersama,” jelasnya.
Baca Juga : Kompak, REI Se – Indonesia Dukung Program Penanaman Sejuta Pohon REI
Sebelumnya, REI mengusulkan kuota FLPP tahun 2024 dapat mencapai 250.000 unit, atau setidaknya sama dengan realisasi tahun 2023 sebanyak 229.000 unit. Tetapi yang disetujui hanya 200.000 unit atau hanya ditambah 34.000 unit. Sementara data Satgas FLPP REI menyebutkan bahwa kebutuhan kuota untuk anggota REI saja mencapai 54.000 unit.
“Masih ada harapan (kuota) akan ditambah lagi, jika ada indikasi serapannya cepat. Tetapi saya melihat tambahan kuota yang sekarang ini bisa menjadi hal yang positif, sebagai bentuk perhatian dari pemerintah,” tegas Joko Suranto.
Selain itu, kuota FLPP ditambah ini menjadi alas pijakan yang baik terhadap program pembangunan 3 juta rumah yang digagas presiden terpilih Prabowo Subianto. Menurutnya, tambahan kuota juga memperlihatkan adanya konsistensi pemerintah terhadap program perumahan termasuk dalam hal anggaran. REI pun berharap FLPP dapat diteruskan, dan ditingkatkan anggarannya di tahun 2025.
“Tahun depan, kami sebenarnya mengusulkan kuota FLPP dapat ditingkatkan menjadi 500.000 unit, meski pun informasinya kuota FLPP tahun 2025 sebanyak 300.000 unit atau sebesar Rp23 triliun. Kami masih menunggu informasi lebih lanjut termasuk soal anggaran untuk program 3 juta rumah,” tutup Joko Suranto.