Property & Bank

Sektor Industri Catat Pertumbuhan Positif, Terbaik Sejak Pasca Pandemi

kawasan industri, sektor industri
Kawasan Industri GIIC

Propertynbank.com – Sektor industri dan logistik menjadi salah satu subsektor properti yang dinilai memiliki risiko yang minim, dan potensi tumbuh yang tinggi, sehingga menjadi pilihan investor di berbagai kota di Asia Pasifik, termasuk Asia Tenggara.

Saat ini, di Greater Jakarta dan Subang, menjadi submarket paling potensial, dengan sektor auto-related sebagai prime mover, terutama yang terkait dengan pengembangan produksi EV (electric vehicle) dan berbagai industri turunannya.

Sementara itu, sektor Data Center yang sejak tahun 2021 terdeteksi aktif menyerap lahan industri di Greater Jakarta, di akhir tahun 2024 tidak lagi menjadi occupier utama, dengan total serapan lahan yang tidak setinggi 2 tahun sebelumnya.

Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia, Syarifah Syaukat mengatakan, performa subsektor industri terhitung mencatatkan yang terbaik sejak pandemi melanda. Sehingga tidak mengherankan jika beberapa kawasan industri di Jabodetabek berencana membuka tambahan pasokan lahan untuk memenuhi permintaan para industrialist. Termasuk di wilayah Subang yang juga memiliki rencana yang sama.

Baca Juga : Knight Frank Prediksi Sektor Properti Tahun 2025 Masih Penuh Tantangan

“Kilasan pasar kawasan industri Jabodetabek dan sekitarnya periode 2H24 antara lain total stok kawasan industri di Greater Jakarta dan sekitarnya bertambah, saat ini tercatat berkisar 15.729 hektar. Total serapan lahan di semester ini berkisar 77 hektar. Subang, Bekasi dan Karawang, masih menjadi submarket yang potensial saat ini,” jelas Syarifah.

Harga masih stabil, cenderung mulai meningkat terutama di beberapa kawasan yang memiliki daya kompetisi yang relatif lebih tinggi, seperti di koridor timur Jakarta. Tahun 2024 menjadi performa terbaik dalam 5 tahun terakhir, melalui catatan permintaan lahan berkisar 312 ha dan Auto-related menjadi occupier yang paling aktif di akhir tahun 2024.

Sektor Industri Performa Terbaik

Sementara itu, Country Head dari Knight Frank Indonesia, Willson Kalip menambahkan, serapan lahan kawasan industri di tahun 2024 menunjukan performa tertinggi sejak pandemi. Memang tidak dapat dipungkiri, gelombang masuknya manufaktur dari wilayah regional Asia, seperti Tiongkok, Vietnam, dan Korea Selatan memberikan dampak positif terhadap performa Kawasan Industri.

“Terlebih Perang Dagang As-Tiongkok yang telah membawa relokasi pabrik ke wilayah Jawa Tengah. Di tengah kondisi tersebut, saat ini Pemerintah dan Industrialist perlu menangkap peluang ini sebagai ‘golden opportunity’, hal ini mengingat sektor manufaktur akan menjadi katalis dalam menjaga performa sektor industri di Greater Jakarta dan nasional,” jelasnya.

Sementara itu, sektor ritel masih menjadi salah satu sektor yang menjadi pilihan investasi, atau termasuk dalam Top Five Sector for Property Investment di Asia Pasifik. Dengan volume investasi yang tertinggi di Asia Pasifik.

Di Jakarta, beberapa ritel telah memperlihatkan progress hasil renovasinya, dan lebih optimis untuk menciptakan crowd kunjungan yang lebih positif. Tentu saja, inovasi ruang-ruang baru dengan tema yang menarik menjadi point of atrraction. Selain itu, tenant baru dan tenancy mix menjadi penting untuk memberikan experience baru terhadap pengunjung.

Baca Juga : Sektor Properti Bangkit di 2025, Pengembang Swasta Jadi Motor Penggerak

Sementara itu, satu ritel mall premium, memberikan nuansa baru di bilangan Thamrin Jakarta, Agora Mall. Ritel yang berada dalam kompleks gedung perkantoran pencakar langit tertinggi, menyediakan ragam peritel berbasis entertainment, life style dan fnb yang khas dengan vibes dari urban retail. Sementara itu, di tengah kondisi daya beli masyarakat yang masih lemah, di tahun 2025 ini diperkirakan setidaknya akan ada tambahan 4 ritel baru di Jakarta.

“Secara umum, performa dari sektor ritel di semester kedua tahun 2024 adalah total pasokan mall tetap di angka 4.304.008 m2. Rerata tingkat okupansi ruang ritel saat ini berada di kisaran 77,55%, atau menurun tipis dari periode yang sama tahun 2023,” ungkap Syarifah Syaukat.

Menurut dia, rerata harga sewa meningkat sekitar 4,27% dari periode yang sama tahun lalu. New tenant in pada ritel kelas middle-up didominasi oleh global brand, terutama sektor Entertainment dan FnB. Sementara peritel lokal brand mewarnai di sektor Supermarket, Home Appliance dan tidak ketinggalan FnB.

“Energized and Unstoppable Innovation perlu diterapkan dalam adaptasi ruang ritel saat ini, terutama untuk ritel kelas middlelow sehingga dapat mencapai ketangguhan yang diharapkan. Sementara itu, ritel kelas middle-up juga perlu mengadaptasi nilai yang sama untuk terus riding the wave. Akhirnya seluruh kelas ritel saat ini tidak hanya dapat mengandalkan model brick-and-mortar retail, namun multiply channel harus dilakukan untuk bertahan dengan memperluas pemasaran produknya,” pungkas Willson Kalip.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Properti

Berita Keuangan & Perbankan