Propertynbank.com – The Indonesia Economic Intelligence (IEI) menilai bahwa performa sektor properti di Indonesia tetap relatif tidak terpengaruh oleh kinerja sektor properti global yang kurang baik. Salah satu penyebabnya adalah ketidaktersambungannya pasar properti Indonesia dengan pasar properti global.
Kepala Ekonom The Indonesia Economic Intelligence (IEI), Sunarsip menyatakan bahwa pasar properti di Indonesia masih dianggap ‘tradisional,’ karena belum sepenuhnya menggunakan instrumen keuangan yang diakui secara global. Sebagai contoh, pasar properti di Indonesia belum memanfaatkan instrumen real estate investment trusts (REITs) yang dapat diperdagangkan di pasar global.
“Relasi korporasi properti di Indonesia dengan korporasi offshore juga masih terbatas, sehingga krisis keuangan korporasi properti di luar negeri sejauh ini tidak berdampak bagi korporasi properti di Indonesia,” katanya mengutip dari Kompas, Kamis (1/2/2024).
Baca Juga : Ini Cara Daftar dan Syarat KPR Rumah Subsidi Terbaru 2024
Meskipun begitu, menurut Sunarsip, kinerja sektor properti Indonesia selama tahun 2023 belum menunjukkan kekuatan yang signifikan. Hal ini terlihat dari pertumbuhan sektor ekonomi yang terkait dengan properti, seperti sektor konstruksi dan real estate, yang masih terbatas.
Dalam konteks Produk Domestik Bruto (PDB) dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga untuk perumahan dan investasi bangunan juga masih mengalami pertumbuhan yang terbatas sepanjang tahun 2023.
“Kinerja sektor properti di Indonesia yang masih relatif terbatas tersebut juga tercermin dari pertumbuhan harga riil yang terbatas pada properti residensial maupun properti komersial,” ungkapnya.
Kinerja Sektor Properti di Indonesia
Walaupun begitu, Sunarsip mencatat bahwa di tengah keterbatasan kinerja sektor properti di Indonesia sepanjang tahun 2023, terdapat segmen properti tertentu yang menunjukkan pertumbuhan yang mencolok.
Pertumbuhan yang mencolok tersebut tercermin dari penyaluran kredit properti, terutama Kredit Pemilikan Rumah (KPR) untuk rumah tapak. Baik untuk tipe kecil (hingga 21 m2), tipe menengah (22 m2-70 m2), maupun tipe besar (lebih dari 70 m2).
Bahkan, KPR rumah tapak tipe kecil mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 48,47 persen (yoy) pada November 2023, setelah mengalami kontraksi pada tahun sebelumnya.
Baca Juga : Agen Properti Dukung KPR 35 Tahun, Permudah Masyarakat Miliki Rumah
“Diperkirakan, pertumbuhan yang tinggi pada KPR tapak tipe kecil yakni ditopang oleh pertumbuhan dari KPR bersubsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR),” katanya.
Sementara itu, relatif tingginya pertumbuhan KPR rumah tapak tipe menengah dan besar juga diikuti tingkat kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) yang relatif rendah.
“Hal tersebut menandakan bahwa demand terhadap rumah pada kedua tipe tersebut relatif tinggi yang ditopang oleh repayment capacity dari end-user yang membaik,” tambah Sunarsip. (Nabilla Chika Putri)