Propertynbank.com – Bagi pengguna KRL Jabodetabek, ini mungkin bukan berita baik. Pasalnya, tarif KRL Jabodetabek segera mengalami kenaikan. PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter masih menunggu keputusan pihak regulator, yaitu Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub), mengenai peningkatan tarif KRL Commuter Line Jabodetabek.
Direktur Utama KAI Commuter Asdo Artriviyanto mengatakan bahwa pihaknya sebagai operator KRL Jabodetabek masih menunggu petunjuk dari regulator mengenai peningkatan tarif KRL Jabodetabek. Meskipun demikian, ia mengakui bahwa tarif KRL Jabodetabek memang belum mengalami peningkatan sejak tahun 2016.
“Masalah kenaikan tarif KRL Jabodetabek nanti pemerintah akan menetapkan. Akan ada kenaikan, ada. Tunggu tanggal mainnya. Itu masih di level regulator ya, karena kita operator saja. Kalau sistem kita mengikuti dari regulator, karena kita kan PSO (kewajiban pelayanan publik), kalau pemerintah menetapkan,” ujar Asdo mengenai tarif KRL Jabodetabek mengutip dari Liputan 6 pada Jumat (12/1/2023).
Harga Ekonomis Tarif KRL Jabodetabek
Ketika ditanya mengenai seberapa seharusnya harga keekonomian dari tarif saat ini, Asdo tidak dapat memberikan kepastian karena pengoperasian KRL dianggap sebagai tugas dari pemerintah.
Baca Juga : Dekat Stasiun KRL Commuterline, Modernland Cilejit Dukung Hunian Berbasis TOD
“Artinya, seluruh biaya operasi ditanggung oleh pemerintah. Jadi, KCI ini mengoperasikan KA-KA atas penugasan dari pemerintah. Oleh karena itu, pembiayaannya, termasuk biaya perawatan sarana prasarana, ditambah dengan margin 10 persen, merupakan sistem PSO,” ungkapnya.
Jadi, kata dia, tidak perlu khawatir. “Jika ada kenaikan, kita akan menerimanya saja, karena pada akhirnya, kita akan diganti oleh pemerintah,” tegas Asdo.
Terlepas dari pembahasan mengenai kenaikan tarif KRL Jabodetabek, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pernah menginisiasi skema subsidi silang, di mana orang dengan kemampuan ekonomi tinggi akan membayar tiket sesuai dengan harga keekonomian untuk mensubsidi kelompok yang kurang mampu.
PT KAI (Persero) sebagai perusahaan induk KCI juga masih menunggu hasil pembahasan regulator, yaitu Kementerian Perhubungan. “Sebagai operator, kita belum membuat keputusan, masih dalam pembahasan di Kementerian Perhubungan,” ujar Direktur Utama PT KAI (Persero) Didiek Hartantyo kepada Liputan6.com beberapa waktu yang lalu.
Baca Juga : Adhi Commuter Properti Bangun Kawasan TOD Senilai Rp 2 Triliun Di Lahan PPD
Ketika ditanya lebih lanjut, Didiek enggan memberikan informasi lebih lanjut tentang proses pemisahan tarif KRL. “Masih dalam proses penelitian,” katanya singkat.
Tembus 290 Juta Penumpang
Sebelumnya, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mencatat bahwa total volume pengguna KRL Commuter Line Jabodetabek selama tahun 2023 mencapai 290.890.677 orang, atau setara dengan 290 juta penumpang.
Adapun volume pengguna selama masa libur dan cuti bersama Nataru (23-26 Desember dan 30-31 Desember hingga 1 Januari 2024), KRL Jabodetabek melayani penumpang sebanyak 5.582.007 orang.
VP Corporate Secretary KCI Anne Purba, melaporkan bahwa data total volume pengguna dari 30 Desember 2023 hingga 1 Januari 2024 mencapai 2.478.462 orang, dengan rata-rata 826.154 orang per hari.
“Angka tersebut jauh lebih besar 27 persen jika dibanding dengan volume pengguna pada libur akhir pekan, yaitu sekitar 650 ribu orang,” kata Anne.
Peningkatan KRL Malam Tahun Baru
Pada tanggal 31 Desember 2023, KAI Commuter mencatat bahwa jumlah pengguna sepanjang hari pada pergantian tahun sebelumnya mencapai 726.511 orang.
Dari akumulasi data pengguna Commuter Line terbanyak, terjadi penurunan di Stasiun Bogor dengan jumlah 51.572 orang turun, sementara pengguna yang naik dari stasiun tersebut mencapai 46.841 orang. Di sisi lain, Stasiun Jakarta Kota yang terletak di wilayah wisata Kota Tua mencatat jumlah pengguna sebanyak 46.029 orang yang turun.
Baca Juga : Malam Tahun Baru 2024, Stasiun Bogor Paling Sibuk Layani Penumpang KRL
Stasiun Sudirman diikuti oleh Stasiun Juanda, dengan masing-masing mencatat jumlah pengguna sebanyak 33.600 orang dan 26.252 orang yang turun. Kedua stasiun tersebut juga merupakan stasiun tujuan bagi pengguna yang menuju lokasi-lokasi perayaan malam pergantian tahun.
Untuk volume pengguna Commuter Line Bandara pada Minggu, 31 Desember 2023, mencapai 4.792 orang. Total volume selama masa Angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) mulai 21-31 Desember 2023 mencapai 69.714 orang.
Sementara itu, volume pengguna Commuter Line Merak pada hari tersebut mencapai 16.136 orang, dengan total selama masa Nataru mencapai 167.393 orang. Volume tertinggi tercatat pada Sabtu, 30 Desember 2023, yaitu sebanyak 16.316 orang. (Nabilla Chika Putri)