Propertynbank.com – Performa dan tingkat hunian hotel di Jakarta, Bali, dan Surabaya pada kuartal IV 2023 menunjukkan peningkatan positif, sebagaimana yang diungkapkan oleh Colliers Indonesia. Okupansi hotel di ketiga kota tersebut meningkat dari 60% hingga 80% pada November 2023.
Meskipun tingkat hunian hotel di Jakarta dan Surabaya masih didominasi oleh pasar pemerintahan dan swasta, terutama dalam kegiatan MICE, Bali mengalami peningkatan kunjungan wisatawan baik domestik maupun asing menjelang libur Natal dan Tahun Baru. Selain itu, Bali juga mencatat peningkatan kegiatan MICE, terutama yang berasal dari pemerintahan.
Pada akhir Desember 2023, aktivitas perhotelan tingkat hunian hotel di Jakarta dan Surabaya melambat karena libur akhir tahun bisnis, dan pelaku bisnis cenderung menunggu dan melihat situasi, terutama dengan persiapan pemilihan presiden yang sedang berlangsung. Jakarta khususnya diprediksi akan menghadapi tantangan awal tahun 2024, berbeda dengan kondisi dua kota lainnya.
Baca Juga : Kabar Baik ! Industri Perhotelan Tahun 2024 Diprediksi Makin Pulih
“Belum ada supply baru di tahun 2023 ini sehingga total supply masih di angka 44,685 kamar,” kata Ferry Salanto, Head of Research Colliers Indonesia, Rabu (10/1/2024).
Selain itu, diperkirakan pada kuartal IV 2023, performa hotel di Jakarta akan melambat khususnya dari korporasi. Selain itu, mulai banyak persiapan pemilu presiden. “Hasil pemilu akan menentukan kegiatan bisnis yang akan berpengaruh pada performa hotel di tahun berikutnya,” ujarnya.
Tingkat Hunian Hotel di Jakarta Naik
Meskipun demikian, performa hotel dan tingkat hunian hotel di Jakarta terus menunjukkan tren positif sepanjang tahun 2023, walaupun mengalami penurunan pada periode Ramadan dan libur Idul Fitri. Kontribusi besar dari offline event dan kegiatan bisnis yang ramai, baik dari pemerintah maupun korporasi swasta, turut membantu meningkatkan performa hotel.
Baca Juga : Intip Layanan Hotel Horison Kertajati, Setelah Tol Cisundawu Beroperasi
Sementara itu, tingkat hunian hotel Bali menunjukkan pemulihan performa setelah masa pandemi. Dalam rentang waktu 2020 hingga 2023, sejumlah hotel di Bali sempat berhenti beroperasi. Beberapa di antaranya kembali beroperasi dengan manajemen yang sama atau yang baru, namun tidak sedikit yang tetap berhenti beroperasi sepenuhnya. Tingkat keterisian dan harga terus mengalami perbaikan dalam dua tahun terakhir.
Tingkat hunian hotel di Surabaya, selama periode 2020 hingga 2023 sedikit menurun sehingga membuat setidaknya empat hotel menghentikan operasionalnya dan lima hotel melakukan rebranding. Pada akhir Desember 2023, performa hotel agak melambat, terutama dari segi bisnis korporasi, karena memasuki periode libur Natal dan Tahun Baru. (Nabilla Chika Putri)