EKONOMI-SCG mengumumkan paparan kinerja untuk tahun fiskal 2014 dengan peningkatan pendapatan dari hasil penjualan sebesar Rp 177.742 miliar (US$ 15.010 juta), berkat strategi ekspor SCG ke pasar ASEAN. Dengan anggaran Riset & Pengembangan (R&D) yang lebih besar senilai Rp 1.750 miliar (US$ 148 juta), perusahaan semakin memperkuat posisinya sebagai pemimpin ASEAN melalui kontribusinya dalam hal inovasi.
“Kami yakin bahwa SCG berada di jalur yang tepat dan tahun 2015 akan menjadi tahun emas bagi perekonomian ASEAN. Seiring dengan dimulainya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan rencana investasi di ASEAN, SCG kini siap untuk menyediakan produk dan jasa terbaik yang dapat melayani peningkatan permintaan di seluruh kawasan,” ujar Presiden dan CEO SCG Kan Trakulhoon dalam siaran pers, Jumat, 30/1/2015.
SCG mencatatkan laba sebesar Rp 12.255 miliar (US$ 1.035 juta) yang mengalami penurunan 8% y-o-y, akibat keuntungan tidak berulang (non-recurring) di Q3/2013 sebesar Rp 571 miliar (US$ 54 juta) dan penyesuaian terhadap kerugian inventaris pada bisnis kimia di Q4/2014 sebesar Rp 1.104 miliar (US$ 90 juta) akibat penurunan harga minyak. Pendapatan dari penjualan ekspor tercatat sebesar Rp 52.228 miliar (US$ 4.410 juta), meningkat 26% y-o-y. Pendapatan dari ekspor merupakan 30% dari total pendapatan dari penjualan SCG. Semua unit bisnis SCG fokus pada ekspor ke negara ASEAN untuk mengimbangi resesi dalam negeri.
Di Q4/2014, SCG mencatat pendapatan dari penjualan sebesar Rp 43.531 miliar (US$ 3.568 juta), meningkat 12% y-o-y karena adanya peningkatan volume penjualan bahan kimia. Laba yang tercatat dalam periode ini sebesar Rp 3.303 miliar (US$ 271 juta), meningkat sebesar 11% y-o-y berkat pendapatan yang lebih baik pada bisnis bahan kimia, walaupun terdapat penyesuaian dari kerugian inventaris sebesar Rp 1.104 miliar (US$ 90 juta), meningkat 13% q-o- q akibat adanya pendapatan dividen musiman dari SCG Investment.
SCG Indonesia memiliki total aset senilai Rp 14.755 miliar (US$ 1.192 juta), yang tumbuh sebesar 12% y-o-y. SCG mencatatkan peningkatan pendapatan dari penjualan sebesar 15% y-o-y sebesar Rp 1.532 miliar (US$ 126 juta). Untuk tahun fiskal 2014, pendapatan dari penjualan tercatat sebesar Rp 5.005 miliar (US$ 423 juta), naik 4% y-o-y.
SCG baru saja mengakuisisi 90% saham PT Indoris Printingdo (Indoris), sebuah perusahaan manufaktur kemasan berkualitas di Indonesia yang memiliki kapasitas produksi gabungan sebesar 8.000 ton per tahun. Akuisisi ini merupakan strategi terbaru dari SCG untuk memperkuat bisnis kertas di Indonesia dan merupakan rangkaian dari akusisi PT Primacorr Mandiri pada bulan September 2013. Hal ini menunjukkan komitmen perusahaan untuk menjadi pemimpin bisnis berkelanjutan ASEAN.
Tahun ini, SCG mengalokasikan angggaran sebesar Rp 1.750 miliar (US$ 148 juta) untuk R&D guna melanjutkan pengembangan produk dan jasa bernilai tambah tinggi (High Value Added/HVA) yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan yang beragam serta dapat meningkatkan kehidupan yang lebih baik untuk konsumen di seluruh ASEAN.