Property & Bank

Greenflation Jadi Topik Hangat Saat Debat Cawapres, Apa Dampak dan Cara Mengatasinya?

Greenflation
Ilustrasi poto : https://fahum.umsu.ac.id/

Propertynbank.com – Istilah greenflation atau inflasi hijau menjadi topik hangat dan viral saat debat cawapres yang diadakan pada Minggu (21/1/2024) di Jakarta Convention Center (JCC) lalu. Banyak yang paham dan ada juga yang baru mendengar istilah greenflation atau inflasi hijau.

Dalam debat tersebut, cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming, menanyakan pertanyaan singkat kepada Mahfud MD yang merupakan cawapres nomor urut 3 tentang, bagaimana mengatasi greenflation. Namun menurut Gibran yang merupakan putra Presiden Joko Widodo itu, Mahfud MD tidak menjawab pertanyaan tersebut dengan tepat.

Sebaliknya, Mahfud MD malah menolak untuk menjawab pertanyaan yang dinilai tidak penting itu dan mengembalikan waktu kepada moderator. Lalu, apakah yang dimaksud dengan greenflation atau inflasi hijau dan bagaimana mengatasinya?

Baca Juga : Kritik Program Perumahan Capres 2024, Apersi Minta Jangan Hanya Angka dan Angan-angan

Istilah greenflation atau inflasi hijau mencakup konsep baru yang menjelaskan peningkatan biaya dan inflasi terkait dengan upaya pelestarian lingkungan hidup.

Fenomena ini timbul seiring dengan peningkatan kesadaran global terhadap perubahan lingkungan hidup dan perlunya praktik ramah lingkungan. Kesadaran ini memicu peningkatan permintaan terhadap produk, layanan, dan teknologi hijau, yang pada gilirannya menyebabkan inflasi harga di sektor tersebut.

Sebagian besar pemerintah di seluruh dunia telah mengimplementasikan berbagai kebijakan untuk memajukan pembangunan berkelanjutan dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Kebijakan-kebijakan ini, seperti pajak karbon dan subsidi energi terbarukan, memiliki potensi untuk meningkatkan harga komoditas barang dan jasa.

Dengan peningkatan kesadaran terhadap isu lingkungan, konsumen semakin menuntut produk dan layanan yang ramah lingkungan. Namun, tingginya tuntutan tersebut dapat mengakibatkan peningkatan harga dan memicu inflasi di sektor-sektor hijau.

Di sisi lain, produksi berbagai produk dan teknologi hijau seringkali memerlukan bahan dan sumber daya khusus. Ditambah lagi, pandemi Covid-19 sudah menekan rantai pasokan global, menyebabkan kekurangan pasokan bahan dan sumber daya, yang berkontribusi pada peningkatan harga.

Baca Juga : Pengamat Properti Apresiasi Program Perumahan Jadi Isu Utama Tiga Capres

Pengembangan dan adopsi berbagai teknologi hijau dapat menyebabkan fluktuasi harga. Meskipun teknologi hijau menjadi lebih efisien dan tersebar lebih luas, investasi awal dan riset yang diperlukan dapat sekaligus menimbulkan inflasi. Dengan demikian, perubahan dalam sektor hijau tidak hanya mempengaruhi harga, tetapi juga memiliki dampak terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan.

Dampak Greenflation

Greenflation atau inflasi hijau memiliki dampak yang signifikan terhadap kepentingan individu, dunia usaha, pemerintah, dan ekonomi global. Pertama, pada tingkat individual, konsumen akan mengalami kenaikan harga untuk produk dan layanan ramah lingkungan seperti kendaraan listrik, panel surya, dan makanan organik. Hal ini langsung memengaruhi biaya hidup dan dapat membatasi akses terhadap opsi berkelanjutan bagi sebagian orang.

Kedua, di sektor bisnis, perusahaan yang berfokus pada keberlanjutan dan teknologi hijau akan menghadapi peningkatan biaya produksi dan harga jual produk dan jasanya. Ini dapat menyebabkan kerugian dan mendorong beberapa perusahaan untuk mengesampingkan praktik ramah lingkungan demi tetap bersaing.

Ketiga, pada tingkat pemerintah, inflasi hijau dapat memberikan tekanan untuk menerapkan kebijakan yang dapat meredakan beban masyarakat dan dunia usaha. Upaya ini mungkin melibatkan investasi lebih lanjut dalam teknologi hijau, penyediaan dukungan finansial bagi konsumen dan bisnis, atau pelaksanaan kebijakan lingkungan yang lebih progresif.

Baca Juga : Mengulik Visi Capres 2024: Menimbang Kementerian Perkotaan mengurus Perumahan

Keempat, secara global, inflasi hijau dapat memiliki dampak luas terhadap ekonomi global karena permintaan terhadap produk dan layanan hijau terus meningkat. Pergeseran ini dapat menciptakan model ekonomi yang lebih berkelanjutan, namun sekaligus menimbulkan tantangan bagi negara-negara yang belum siap untuk melakukan transisi tersebut.

Mengatasi Greenflation

Untuk mengatasi greenflation, beberapa langkah dapat diambil. Pertama peningkatan efisiensi produksi. Meningkatkan efisiensi dalam produksi produk hijau dapat membantu mengurangi tekanan pada pasokan dan mencegah kenaikan harga yang signifikan.

Kedua, inovasi teknologi. Investasi dalam inovasi teknologi hijau dapat membantu mengurangi biaya produksi, membuat produk lebih terjangkau, dan memitigasi dampak inflasi hijau.

Ketiga, pendidikan dan kesadaran konsumen. Pendidikan konsumen tentang pilihan hijau dan dampaknya terhadap harga dapat membantu menciptakan permintaan yang lebih seimbang, mengurangi tekanan pada pasokan, dan mengendalikan inflasi.

Baca Juga : Puji Cara Capres Anies Atasi Kemiskinan Perumahan, Muhammad Joni Contohkan Kampung Susun Akuarium

Keempat, regulasi yang bijak. Regulasi yang mendukung perkembangan sektor hijau tanpa mengakibatkan kenaikan harga yang tidak terkendali dapat membantu menjaga keseimbangan.

Kelima, kolaborasi industri dan pemerintah. Kerjasama antara sektor industri dan pemerintah dapat menciptakan kebijakan yang mendukung pertumbuhan sektor hijau tanpa mengorbankan stabilitas harga.

Dengan mengambil langkah-langkah ini, diharapkan dapat mencapai keseimbangan antara pelestarian lingkungan dan stabilitas ekonomi, sehingga manfaat dari praktik hijau dapat dirasakan tanpa memberikan dampak yang merugikan bagi konsumen dan perekonomian secara keseluruhan. (Nabilla Chika Putri dari berbagai sumber)

 

One Response

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Terkini