Property & Bank

Performa Sektor Ritel Terus Membaik, Bisnis FnB Paling Aktif

Mal Living World Kota Wisata, sektor ritel
Suasana Mal Living World Kota Wisata, Cibubur

Propertynbank.com – Dalam skala regional Asia Pasifik, sektor ritel menjadi salah satu sektor yang termasuk dalam Top Five Sectors for Property Investment, meskipun volume investasi di awal tahun ini ditandai dengan koreksi dibandingkan rekam jejak dalam 5 tahun terakhir.

Senior Advisor Research Knight Frank Indonesia, Syarifah Syaukat mengatakan, untuk memperbaiki performanya, saat ini sekitar 8% ritel di Jakarta melakukan renovasi. “Inovasi ruang perlu dilakukan untuk memberikan aura baru yang lebih segar. Sementara itu, FnB masih menjadi sektor yang paling aktif dalam menyerap ruang ritel di Jakarta, baik untuk merek lokal maupun global,” ujar Syarifah dalam press conference Jakarta Property Highlight H1 2024 for Retail and Industrial Sectors beberapa waktu lalu.

Di tengah kompetisi yang terus bergulir, sambung Syarifah, landlord juga perlu melakukan penyesuaian harga untuk transaksi penyewaan baru dalam sewa ruang ritel saat ini. Koreksi harga berlaku untuk major tenant pada kisaran 10-20% dari harga yang ditawarkan.

Baca Juga : Pusat Belanja Dengan Konsep Gaya Hidup dan Hiburan Paling Diminati

Namun, kata dia, ritel pada kelas middle-up masih memiliki performa yang tangguh dan terus positif. dibandingkan dengan ritel kelas middle-low yang umumnya tergeser dengan ruang belanja online. Terlebih pelemahan daya beli masyarakat saat ini menjadikan tantangan ritel kelas middle-low menjadi semakin pelik.

Performa Sektor Ritel

Lebih lanjut Syarifah menjelaskan, detil performa dari sektor ritel di semester pertama tahun 2024 antara lain total pasokan mall tetap di angka 4.534.703 m2, rerata tingkat okupansi ruang ritel saat ini berada di kisaran 77,79%, atau menurun tipis dari tahun lalu, rerata harga sewa meningkat sekitar 3% dari semester lalu.

Selanjutnya, kata dia, setidaknya 3 ritel baru, akan masuk di akhir tahun ini. Lalu, tenant baru di ritel kelas middle-up didominasi merek global; mulai dari FnB, sport apparel, elektronik, aksesoris, hiburan, home appliances, dan department store.

Baca Juga : Aktifitas Pusat Belanja Terus Meningkat, Okupansi Naik Hingga 88%

Sementara itu, Willson Kalip, Country Head Knight Frank Indonesia, menyebutkan, shifting landscape perlu diterapkan dalam ruang ritel saat ini, untuk menawarkan experience baru pada para pengunjung. Saat ini, ujarnya, ditengah melemahnya performa beberapa peritel global brand, peluang terbuka bagi peritel lokal untuk mendominasi ruang ritel pada kelas menengah ke atas, baik untuk FnB maupun fashion. “Inovasi tidak hanya terkait kreativitas produk dan pemasaran, tetapi juga perlu memperhatikan rentang harga yang dapat terserap di tengah pelemahan daya beli masyarakat saat ini,” tegasnya.

Performa Sektor Industri

Dilain pihak, sektor industri terus menunjukan ketangguhannya. Belum lagi berjalan satu tahun di 2024, capaian penjualan lahan semester satu tahun ini sudah tercatat yang tertinggi dalam 5 tahun terakhir ini. Yang menjadi generator dalam performa sektor industri adalah active occupier yang datang dari sektor-sektor unggulan, seperti otomotif, data center, dan FMCG.

Sindiani Surya Adinata, Direktur Knight Frank Indonesia mengatakan, otomotif menjadi penyerap lahan terbanyak saat ini. Selain di Jabodetabek, otomotif juga menyerap banyak lahan di wilayah Subang. Pengembangan dan produksi kendaraan listrik menjadi pendorong penyerapan lahan yang agresif di awal tahun ini. Sementara itu, data center juga terus aktif menyerap lahan di Jabodetabek dalam 3 tahun terakhir.

Baca Juga : Jadi Ikon Baru Pusat Belanja di Bandung Timur, Summarecon Mall Bandung Resmi Dibuka

“Perluasan wilayah industri di luar Jabodetabek memang saat ini cukup massif, mulai dari Subang, Sukabumi, sampai ke beberapa titik di Jawa Tengah. Dengan infrastruktur yang link and match menjadikan konektivitas antar wilayah di Pulau Jawa menjadi tulang punggung yang kokoh untuk operasional kegiatan industri,” jelas Sindiani.

Secara umum, kilasan pasar kawasan industri Jabodetabek dan sekitarnya pada periode 1H24 adalah, total stok kawasan industri di Greater Jakarta dan sekitarnya bertambah, saat ini tercatat berkisar 15.609 hektar. Awal tahun ini menjadi performa terbaik dalam 5 tahun terakhir, melalui catatan permintaan lahan di kisaran 63,38%.

Sedangkan total serapan lahan di semester ini berkisar 235 hektar. Kawasan Bekasi dan Karawang masih menjadi penyerap tertinggi di Jabodetabek. Sementara itu, Subang saat ini memiliki serapan tertinggi di luar Jabodetabek. Harga masih stabil, cenderung mulai meningkat terutama di koridor timur Jabodetabek. Otomotif, data center, dan FMCG menjadi occupier yang paling aktif di awal tahun 2024.

“Performa sektor industri terus memberikan harapan positif dengan rekam jejaknya yang tangguh dalam 5 tahun terakhir, tidak hanya di Jabodetabek tapi mulai meluas ke wilayah sekitarnya. Pengembangan dan produksi kendaraan listrik, menjadi katalisator pertumbuhan yang agresif pada sektor otomotif memperkuat ketangguhan performa sektor industri. Namun, sektor industri tetap harus waspada di tengah daya beli masyarakat yang tengah melemah saat ini,” tutup Willson Kalip.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Terkini