Propertynbank.com – Konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) Indonesia mengungkap, rumah tapak di Tangerang masih menjadi lokasi yang paling diminati. JLL juga menyebut, permintaan pasar terhadap rumah tapak pada kuartal keempat 2023 tergolong cukup baik. Sektor ini diperkirakan akan terus menerima tanggapan positif untuk kedepannya.
Head of Research JLL Indonesia Yunus Karim pada Media Briefing mengungkap kebutuhan akan rumah tapak menjadi suatu kebutuhan yang akan mengenerate demand yang cukup sehat.
Dalam acara tersebut, Yunus juga menjelaskan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah telah aktif memberikan insentif dengan keringanan pajak, seperti yang diluncurkan pada bulan November 2023. Menurutnya, hal ini telah terbukti memiliki dampak yang signifikan pada paruh kedua tahun 2023.
Baca Juga : Cushman & Wakefield Sebut Tangerang Paling Prospek Tahun 2024
“Banyak pasokan-pasokan yang masuk, yang diluncurkan ketika memang adanya dari keringanan-keringanan pajak ini,” katanya dalam Media Briefing di Jakarta, Rabu (28/2/2024).
Yunus menjelaskan bahwa ketika keringanan pajak tersebut diberlakukan, khususnya terhadap bangunan yang akan segera selesai, para pengembang menunggu kesempatan untuk menjual stok rumah yang sudah ada sebelum meluncurkan produk-produk baru.
“Jadi di situ korelasi antara pajak dan akhirnya banyaknya kebutuhan pasokan yang masuk. Yang kita lihat memang di tahun 2023 ini semester kedua angkanya mirip-mirip, yang diluncurkan 10 ribu, total demand pasar juga 10 ribu,” ungkapnya. Yunus juga mengamati respons pasar yang cukup positif terhadap pasokan rumah baru yang diluncurkan oleh para pengembang.
Rumah Tapak di Tangerang Paling Dicari
Selain itu, Yunus juga menyebutkan beberapa kawasan yang menjadi favorit masyarakat. Dari rumah-rumah yang terjual di wilayah Jabodetabek, rumah tapak di Tangerang tercatat sebagai lokasi hunian yang paling diminati.
“Jadi masing-masing juga punya performa yang sehat, tapi kita lihat secara umum di Tangerang itu memang paling banyak adanya rumah-rumah ini, sebagai perumahan dan rumah tapak di Tangerang. Dan kita lihat mereka banyak mengeluarkan produk-produk, konsep-konsep baru dengan mengejar affordability atau jangkauan harga yang juga menjadi kunci akhirnya demand ini cukup sehat,” katanya.
Baca Juga : Pasar Properti 2024 Tetap Menjanjikan, Rumah Tapak Paling Prospektif
Saat ini rumah dengan harga di bawah Rp 2 miliar, ada sekitar 80% dari total rumah yang dijual telah terjual. Yunus juga mengungkap bahwa faktor keterjangkauan adalah kunci utama dalam menyesuaikan target pasar, terutama kaum milenial.
Selain itu, aktivitas para pengembang terlihat cukup aktif. Baru-baru ini, terdapat beberapa peluncuran perumahan berskala besar, yang tidak hanya terbatas pada klaster-klaster baru.
Meskipun demikian, ia menekankan pentingnya para pengembang memperhatikan kriteria yang dicari oleh masyarakat. Kriteria tersebut meliputi aksesibilitas jalan, transportasi umum yang baik, serta ketersediaan fasilitas komersial di sekitarnya.
“Tangerang itu yang paling established, kita bisa lihat dari pengembangannya berlangsung dari dulu adalah memang di daerah Tangerang. Kemudian, ditambah lagi memang dengan aksesibilitas sehingga tak heran jika rumah tapak di Tangerang paling favorit saat ini,” kata Yunus. (Nabilla Chika Putri)