
Propertynbank.com – Setelah dilantik beberapa waktu lalu, pengurus baru Ikatan Arsitek Indonesia Jakarta (IAI Jakarta) langsung tancap gas. Pengurus IAI Jakarta periode 2024 – 2027 ini telah bertemu dengan Pramono Anung dan Rano Karno sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta terpilih dalam Pilkada 2024 lalu.
Ketua IAI Jakarta, Ar. Teguh Aryanto,IAI mengatakan, pihaknya sangat antusias menyambut pemimpin baru di Jakarta tersebut. Antara pemerintah propinsi DKI Jakarta dengan IAI Jakarta sudah lama terjalin kerjasama, sehingga kedepan sinergitas yang ada dapat lebih ditingkatkan. Tujuannya untuk memberikan kenyamanan kepada penghuninya.
“Kami berharap kepemimpinan yang baru ini akan membawa Jakarta ke arah yang lebih maju, inklusif, dan berkelanjutan. Sebagai organisasi profesi arsitek, IAI Jakarta siap berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Jakarta dalam merancang dan mewujudkan kebijakan yang mendukung kualitas lingkungan binaan dan kehidupan masyarakat Jakarta,” ujar Teguh Aryanto yang akrab disapa Gigo kepada sejumlah media, di Kantor IAI Jakarta, Jumat (14/2).

Baca Juga : Naik Hingga 71%, P3RSI Tolak Tarif Baru Air Bersih Rumah Susun di DKI Jakarta
Maka, guna dalam rangka mendukung visi pembangunan kota, kata Gigo, IAI Jakarta menekankan beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan kualitas Jakarta sebagai kota yang ramah bagi masyarakat dan kompetitif di tingkat global.
Yang pertama adalah Tata Kota yang Pro-Masyarakat. Menurut Gigo, perencanaan kota harus berorientasi pada kebutuhan warga dengan pendekatan inklusif, mengutamakan keterjangkauan, keberlanjutan, keamanan dan kenyamanan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Kemudian yang kedua, Perbaikan Kampung Tanpa Penggusuran. Transformasi kampung-kampung di Jakarta, kata Gigo, harus dilakukan secara partisipatif dan berbasis komunitas, mengutamakan perbaikan infrastruktur tanpa menggusur warga asli yang telah lama bermukim di kawasan tersebut.
Yang ketiga adalah Penyediaan Hunian untuk Kaum Berpenghasilan Rendah dan Kaum Muda Jakarta. Menurut dia, akses terhadap tempat tinggal yang layak dan terjangkau harus menjadi prioritas, terutama bagi kaum muda dan kelompok berpenghasilan rendah. Solusi inovatif seperti hunian vertikal berbasis komunitas perlu dikembangkan secara lebih luas.
Baca Juga : Ibukota Pindah Ke IKN, Jakarta Tetap Jadi Magnet Ekonomi
“Langkah keempat adalah Sayembara Arsitektur untuk Kawasan dan Bangunan Ikonik. Untuk memperkaya identitas kota, IAI Jakarta mendorong pengadaan sayembara arsitektur guna merancang kawasan dan bangunan ikonik yang mencerminkan budaya, sejarah, serta inovasi arsitektur terkini,” ungkap Gigo.
Selanjutnya, Revitalisasi Kota Tua dan Pelestarian Bangunan Bersejarah. Dijelaskan Gigo, bangunan dan kawasan bersejarah harus tetap menjadi bagian dari perkembangan kota. Revitalisasi Kota Tua dan perlindungan bangunan cagar budaya menjadi langkah penting agar Jakarta tetap memiliki identitas sejarah yang kuat.
Berikutnya, sebut Gigo adalah Penambahan dan Perbaikan Ruang Terbuka Hijau. Jakarta, imbuh Gigo, memerlukan lebih banyak taman kota aktif dan ruang terbuka yang berkualitas. Perbaikan dan pemeliharaan area hijau akan meningkatkan kualitas hidup warga serta menjadikan Jakarta lebih sehat dan nyaman.
Yang terakhr adalah Program untuk Mewujudkan Jakarta sebagai Kota Global. Berbagai inisiatif, ujarnya, harus terus dikembangkan agar Jakarta dapat bersaing dengan kota-kota besar di dunia, baik dari segi infrastruktur, konektivitas, arsitektur, hingga keberlanjutan lingkungan.
Baca Juga : Bagaimana Nasib Gedung Kantor Pemerintah di DKI Jakarta Setelah Ibu Kota Pindah?
“IAI Jakarta berharap agar seluruh pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat luas, dapat bersinergi dalam mewujudkan Jakarta sebagai kota yang lebih baik bagi semua. Kami siap berkontribusi melalui keahlian dan pengalaman dalam bidang arsitektur serta perencanaan kota guna mencapai visi bersama,” jelas Gigo.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan, saat ini permasalahan yang masih muncul di Jakarta dan harus dicarikan solusinya bersama adalah masih banyak hunian yang tidak layak huni, polusi udara, kemacetan, banjir dan masih kurangnya pedestrian. Oleh karena itu, kata Gigo, IAI Jakarta siap untuk diajak berdiskusi dan berkolaborasi untuk menyelesaikan berbagai masalah tersebut.
Untuk diketahui, IAI Jakarta saat ini beranggotakan sebanyak 4000 arsitek. Sementara total arsitek yang tergabung dalam IAI Pusat adalah sebanyak 20.000 arsitek. Asosiasi profesi ini tergolong aktif melakukan kegiatan seperti sayembara dan diskusi.